Prancis bergejolak. Negara yang, katanya, menjamin kebebasan beragama, justru sedang dilanda krisis kepercayaan dari masyarakat internasional. Ini merupakan perpanjangan dari kasus kartun Nabi yang menjadi bahan diskusi di sebuah kelas sejarah.
Kekecewaan umat Muslim pun menjadi niscaya. Dan, aksi pembunuhan terhadap Samuel Paty memang patut disayangkan dan, betapapun, tidak bisa dibenarkan. Pun demikian dengan aksi perusakan gereja atau tempat ibadah lainnya di sana.
Meski begitu, sejumlah negara dengan populasi penduduk Muslim yang besar pun melakukan protes. Termasuk Indonesia.
Persaudaraan Alumni (PA) 212 dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, misalnya, bakal menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Kedubes Prancis, Jakarta pada 2 November mendatang. Aksi ini digelar untuk memprotes sikap Presiden Prancis yang mengizinkan Charlie Hebdo menerbitkan kartun Nabi Muhammad.
Rencananya, massa PA 212 dan GNPF Ulama berunjuk rasa sekitar pukul 12.00 WIB. Aksi bernama Aksi Bela Nabi Sekaligus Maulid Agung Baginda Rasullah SAW ini dipusatkan di depan Kedutaan Prancis Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.
Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Ma’arif mengonfirmasi hal itu.
“Insya Allah,” kata dia, dikutip CNNIndonesia, Kamis (29/10).
Slamet belum merinci jumlah estimasi massa yang akan ikut serta dalam unjuk rasa.
Lebih awal, anggota PA 212 Novel Bakmukmin juga telah menyampaikan bahwa pihaknya akan menggelar demonstrasi. PA 212, kata Novel, mengecam keras pernyataan Macron yang dianggap menghina Islam. Ia menilai Macron sama saja telah mendukung penistaan terhadap umat Islam di seluruh dunia.
“Insya Allah kami siap turun ke jalan melakukan aksi ke depan Kedutaan Prancis,” kata Wakil Sekretaris Jendral PA 212, Novel Bamukmin kepada CNNIndonesia, Senin (26/10).
Novel lalu menyerukan kepada umat Islam di Indonesia agar memboikot produk-produk dari Prancis. Menurutnya, itu sikap yang perlu diambil sebagai sikap protes terhadap Macron.
“Untuk saat ini sikap yang paling spontan adalah memboikot produk Prancis dan meminta kepada Dubes Prancis mempunyai sikap tegas,” kata Novel.
Betapapun, main boikot-boikotan begitu si memang tidaklah mengapa. Tapi, kalau melihat konteks umat Muslim kebanyakan di Indonesia hari ini, rasanya itu adalah perilaku berlebihan. Lha gimana mau boikot kalau mana yang produk Prancis dan mana yang bukan saja kita masih awam. Yah, kecuali kalau Anda memang orang berpunya seperti Arie Untung yang udah kadung beli tapi tidak di-apa-apain. Kirain kalau udah zuhud, taunya malah karena alasan yang sangat politis.