Hari ini, di berbagai belahan dunia telah menerapkan sistem new normal yang mana sebagian kegiatan di luar rumah boleh dilakukan dengan catatan memenuhi syarat protokol kesehatan yang telah dirancang oleh pemerintah.
Dalam Islam setiap suatu pekerjaan pasti memiliki adab/etika tertentu. Dan pastinya setiap pekerjaan pasti tidak lepas dari doa agar suatu pekerjaan tersebut diridhai oleh Allah SWT dan dicatat sebagai ibadah. Hal ini sebagaimana dikatakan dalam hadis berikut ini:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَفَلَ مِنْ غَزْوٍ أَوْ حَجٍّ أَوْ عُمْرَةٍ يُكَبِّرُ عَلَى كُلِّ شَرَفٍ مِنْ الْأَرْضِ ثَلَاثَ تَكْبِيرَاتٍ ثُمَّ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ سَاجِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ صَدَقَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Artinya:
“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar (w. 73 H) radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah SAW apabila kembali dari suatu peperangan atau haji atau umrah, Beliau bertakbir tiga kali pada setiap dataran tinggi dari permukaan bumi lalu berdo’a: Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan, dan pujian dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Kita kembali, sebagai hamba yang bertaubat, ber’ibadah, sujud untuk Rabb kita dan yang memuji-Nya. Allah Maha Benar dengan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan musuh-musuh-Nya.” (HR: Al-Bukhari)
Penjelasan dari hadis di atas dikemukakan oleh Syekh al-Islam Ibnu Hajar dalam kitabnya Fathul Bari bahwa pada saat Rasulullah SAW bertakbir saat terdapat tanjakan. Hal itu menunjukkan pengakuan atas keagungan dan kebesaran Allah SWT. Dan Rasulullah SAW bertasbih saat melewati lembah, menyamakan seperti halnya Nabi Yunus saat berada di perut ikan paus yang mana beliau diselamatkan oleh Allah SWT dari kegelapan. Dikatakan pula bahwa tasbih tersebut menunjukkan bahwa Allah terlepas atau bersih dari sifat yang rendah.
Oleh karena itu, perbanyaklah doa dan dzikir saat melakukan perjalanan, terlebih ketika hendak pulang. Karena keluarga sedang menunggu di rumah, dan jangan lupa pakai masker dan cuci tangan setelah keluar.
[One Day One Hadis program dari Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah yang didirikan Almarhum Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Ya’qub, MA. Pesantren Darus-Sunnah saat ini dalam tahap pengembangan dan pembangunan, bagi yang mau berdonasi silahkan klik link ini