Obituari: Milan Kundera dan Inspirasi Melawan Bangsa yang Pelupa

Obituari: Milan Kundera dan Inspirasi Melawan Bangsa yang Pelupa

Milan Kundera wafat, karya da perjuangannya mengingatkan kita sebagai bangsa

Obituari: Milan Kundera dan Inspirasi Melawan Bangsa yang Pelupa

Milan Kundera, penulis raksasa itu wafat kemarin (11/7) setelah sakit berkepanjangan. Kabar ini cukup mengejutkan saya dan  sedih ini.

Sosok novelis asal Ceko ini dikenal luas dengan kata-kata satir dalam karya-karyanya, seperti “The Unbearable Lightness of Being.”

Saya pertama kali mengetahui sosok Milan Kundera lewat satu kalimat populer, yakni “Perjuangan melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa.”

Kalimat tersebut seakan menyihir imaji kita bagaimana penguasa menggunakan fitrah seorang manusia, yakni lupa, untuk mempertahankan kekuasaannya. Kenapa?

Kundera menggambarkan bagaimana manusia tidak boleh melupakan beragam kebusukan yang pernah dilakukan oleh penguasa, karna kekuasaan dipertahankan lewat memelihara narasi atau citra positif di masyarakat.

Pikiran kita dijejali dengan beragam hal, mulai dari narasi, etika, tradisi, hingga citra, penguasa yang diproduksi dengan sengaja, untuk merawat kekuasaan yang sedang ada di tangannya.

Lewat kata satir nan puitis yang khas, Milan Kundera tampak telah berusaha untuk mengekspresikan semua hal yang menarik dan tidak masuk akal tentang kehidupan.

Pengalaman pahit Kundera ditulis dengan menyisipkan sindiran dalam novel-novelnya yang punya kecenderungan provokatif dan kelam, membahas realita kehidupan manusia. Kalimat-kalimat satir yang ditulis oleh Milan Kundera dipercaya bagian dari luapan dari pengalaman pahit yang dialaminya selama hidup.

Apa yang ditulis Kundera dalam karya-karyanya adalah perlawanan atas kekuasaan yang menindas. Sebab, Kundera pernah mengalami kekerasan karena melawan penguasa yang lalim di masa hidupnya. Sehingga, Kundera harus pindah ke Perancis sejak tahun 1975 dan mengajar di Universitas Renner.

Milan Kundera telah wafat. Namun, perjuangan melawan lupa yang digaungkan olehnya tidak boleh hilang bersamanya. Sebab, di tengah arus informasi yang datang bertubi-tubi, perlawanan atas lupa merupakan senjata rakyat untuk menangkal seluruh  pencitraan, reproduksi narasi, hingga pembelokan sejarah yang dilakukan para penguasa lalim dan korup.

Rest in Power, Milan