Publik Iran dikagetkan dengan sampul berita koran-koran setempat yang memuat wajah perempuan tak berjilab–sesuatu yang tabu di negeri itu. Tak kurang dari Presiden Iran, Hassan Rouhani, yang juga memosting ungkapan belasungkawanya di Instagram dengan foto perempuan tanpa jilbab itu.
Iran, dan dunia, kembali kehilangan seorang ilmuwan yang sangat ceerdas dan berpengaruh.
Dialah Maryam Mirzakhani, perempuan pertama yang memenangkan medali Fields di bidang Matematika. sebuah penghargaan yang setara dengan Nobel. Mirzakhani memenangkan hadiah pada tahun 2014 untuk “kontribusinya yang luar biasa terhadap dinamika dan geometri “.
Mirzakhani tertarik untuk menggambarkan kompleksitas geometris dan dinamis bidang permukaan melengkung sedetail mungkin. Hasil kerjanya berpengaruh pada berbagai bidang, mulai dari kriptografi hingga fisika teoritis tentang bagaimana terciptanya alam semesta.
Mirzakhani meninggal di usia 40 tahun di rumah sakit di California setelah kanker di dadanya menyebar ke sumsum tulang. Ia lahir dan besar di Iran, belajar di universitas Sharif Teheran, kemudian menyelesaikan PhD di Harvard pada tahun 2004.Ia menjadi seorang profesor Universitas Stanford.
Di masa kecil, Mirzakhani bercita-cita menjadi penulis dan punya nilai matematika yang buruk di sekolah.”Saya tidak pernah berpikir akan menekuni matematika sampai tahun terakhir di sekolah menengah atas,” katanya, suatu ketika.
Presiden universitas, Marc Tessier-Lavigne, mengatakan bahwa Mirzakhani akan berpengaruh pada “ribuan wanita yang diilhaminya” untuk mengejar matematika dan sains.
Dan pada hari Minggu (16/7), ilmuwan itu meninggal dunia akibat kanker payudara yangi ia derita. Wafat di Usia 40.
Selamat jalan, Miryam Mirzhakhani…