Puasa Dzulhijjah sebenarnya bermacam-macam, mulai puasa sunnah dari tanggal 1-7, dan juga puasa hari Tarwiyah dan Arafah. Semua puasa tersebut tergabung dalam puasa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Niat puasa dzulhijjah.
Ibnu Abbas pernah menerangkan bahwa dalam rentangan sejarahnya hari-hari di sepuluh pertama bulan Dzulhijjah ini adalah hari penuh makna karena terjadi berbagai peristiwa besar yang berhubungan pada perubahan kehidupan manusia selanjutnya.
Ada tiga jenis niat dalam puasa sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Ketiga jenis niat tersebut sebagai berikut;
Pertama, niat puasa dari tanggal 1 hingga 7 Dzulhijjah:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta’ala
“Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta’ala.”
Kedua, tanggal 8 Dzulhijjah disebut hari Tarwiyah. Niatnya sebagai berikut;
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala
“Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”
Ketiga, tanggal 9 Dzulhijjah disebut hari Arafah dan niatnya sebagai berikut;
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta’ala
“Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta’ala.”
Adapun keutamaan puasa 10 hari bulan Dzulhijjah salah satunya adalah kebaikannya dilipatgandakan dan dosa yang telah lalu diampuni oleh Allah SWT. (Baca juga: 10 Keutamaan Puasa Dzulhijjah)
Wallahu a’lam.