Buku Menjerat Gus Dur (2019) karya Virdika Rizky masih ramai diperbincangkan, bagaimana sebenarnya sejarah penemuan dokumen ini dan upaya penulis meneliti ulang, serta merangkai sejarah terkait proses penjatuhan Gus Dur tahun 2001 yang dianggap inkonstitusional. Singkat cerita, Gus Dur jatuh lewat impeachment karena pelbagai tuduhan seperti Brunei Gate dan Bulog Gate. Tuduhan ini sampai sekarang tidak terbukti.
“Biarkan nanti sejarah yang akan menilai,” tutur Gus Dur ketika itu.
Dokumen ini salah satu yang mengulik data sejarah terkait mufakat jahat para politisi Orde Baru. Beberapa nama bahkan masih berada di lingkaran kekuasaan seperti Amien Rais, Fadel Mohammad dan-lain. Berikut penuturan penulis ini:
Saya tak pernah menyangka akan dapat menuliskan sekeping potongan sejarah yang sangat penting dalam sejarah Indonesia yaitu pelengseran Gus Dur. Bahkan, saya juga tak pernah mengira akan mendapatkan pengantar dari Greg Barton. Hal yang lebih mengagetkan bahwa buku ini habis dalam masa pra-pemesanan.
Tak hanya itu, setelah sebuah wawancara dengan 164 Channel (Video ini), banyak yang memberikan semangat dan dukungan melalui sosial media—meski kami tak saling kenal. Saya merasa bahwa kami dipersatukan oleh rasa hormat dan kekaguman pada Gus Dur.
Musababnya, dalam teori keilmuan sejarah, biasanya riset dilakukan karena dua faktor;kedekatan emosional atau kedekekatan intelektual. Saya lebih dekat pada poin yang kedua. Tulisan ini merupakan sebuah artikel rilis dari buku saya. Kali ini saya tak menyebut inisial seperti tulisan-tulisan sebelumnya.
Untuk itu, kita dengarkan saja wawancara ini.