Setelah sedikitnya dua kali turun jalan memprotes RUU HIP, Persaudaraan Alumni 212 kembali bikin kumpul-kumpul di Pesantren Adz-Dzikra, Sentul, Bogor, Sabtu (18/7). Kali ini agendanya adalah rapat tahunan, atau lebih mesra disapa Musyawarah Nasional (Munas) II.
Munas II PA 212 itu mengeluarkan sejumlah amanat, salah satunya adalah mendesak agar BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) dibubarin.
Oiya, Munas PA 212 juga mendorong agar Habib Rizieq Syihab dipulangkan. Ini seperti dikatakan oleh Ketua PA 212 Slamet Maarif. “Memulangkan HRS, menolak Undang-undang corona, menuntut pembubaran BPIP, dan dalam bidang keorganisasian menyempurnakan pedoman dasar organisasi,” kata Slamet seperti dikutip Kumparan, Minggu (19/7).
Slamet mengungkapkan, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) menyampaikan pesan tertulis dari Mekah. Pesan itu langsung disampaikan Ketua Umum FPI, Ahmad Shobri Lubis.
Terdapat sekurang-kurangnya lima pesan tertulis dari Habib Rizieq. Selain mendukung perhelatan Munas, HRS juga mengapresiasi segenap pengurus PA 212 atas kerja dan perjuangan selama ini.
Pesan penting lainnya yaitu meminta agar kepemimpinan PA 212 ke depan harus lebih memantapkan hati dan langkah dalam berjuang membela agama, bangsa dan negara. Pun, pesan lain agar PA 212 tak jadi bagian khusus dari suatu partai politik.
“Kepemimpinan PA 212 ke depan harus lebih memantapkan hati dan langkah dalam berjuang membela agama, bangsa, dan negara serta berani mengambil risiko. PA 212 tidak boleh menjadi underbow partai politik apa pun,” ujar Slamet menirukan HRS.
Memang sih, negara kita menjamin kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat, tapi kalau kumpul-kumpulnya di masa pandemi begini ini, plus tidak mendesak-mendesak banget, bukankah agenda rutinan itu sebaiknya ditunda atau malah ditiadakan?
Soalnya, per hari ini, jumlah pasien positif corona di Indonesia sudah mencapai angka 84.882 kasus. Tentu saja itu bukan angka yang sedikit. Malahan, jumlah tersebut secara resmi sudah menyalip China, negara asal corona, yang jumlah kasus positifnya tercatat sebanyak 83.660.
Tingginya angka kasus corona di Indonesia ini jelas harus diperhatikan dan diwaspadai, sebab bila tidak, jangan-jangan kita sendiri yang akan bubar sebelum sempat membubarkan yang lain. Lagi pula, kalau Habib Rizieq pulang sekarang, itu pasti bakalan payah, soalnya harga rapid d/a swab test itu mahal boskuh dan negara juga belum melakukan secara besar-besaran. Duh… (AK)