Jakarta – Staf Khusus Menteri Agama Ishfah Abidal Aziz meminta seluruh petugas haji menjalin kesatuan dan kerekatan sosial antara satu dengan yang lain. Menurutnya hal ini penting agar pelayanan jamaah haji bisa dilaksanakan secara maksimal.
“Sehingga sudah terpola tim kerjasama, komitmen untuk semangat bekerjasama,” terang Ishfah saat memberi materi Bimbingan Teknis Calon PPIH Arab Saudi (21/3)
Anggota badan pengawas BPKH ini juga menguraikan kendala-kendala yang nanti bisa saja ditemui di lapangan saat bertugas.
1. Bahasa
Menurutnya kendala yang perlu dihadapi adalah bahasa. Sebagian petugas mungkin bisa berbahasa Arab dan sebagian tidak.
“Kita akan bekerja di negara yang bahasanya itu beda,” jelasnya.
Oleh karena itu, menurutnya, perlu kerekatan sosial dan kesatuan. Sehingga bisa saling membantu antara satu petugas dengan petugas yang lain.
2. Kemampuan leadership yang berbeda-beda.
Menurut Alex, sapaan akrabnya, setiap petugas haji memiliki kemampuan leadership yang berbeda-beda. Sedangkan saat di lapangan kemampuan itu sangat diperlukan karena dibutuhkan inisiatif-inisiatif.
“Sementara di lapangan harus selalu muncul inisiatif. Karena butuh keputusan yang tepat,” ujarnya.
3. Keterbatasan fisik.
Para petugas haji juga perlu menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan stamina. Ini karena kondisi lingkungan dan cuaca yang ada di Arab Saudi jauh berbeda dengan di Indonesia.
“Karena kondisi di Saudi saat musim panas dan tantangan kerja yang dihadapi hampir 24 jam,” terangnya.
4. Perbedaan motivasi
Masing-masing petugas haji memiliki motivasi yang berbeda-beda. Ishfah menyebut, ada petugas haji yang motivasinya ingin naik haji, ada juga yang memiliki motivasi lain. Menurutnya, hal itu juga bisa menimbulkan kendala di lapangan.
5. Tidak mampu melepas status yang ada di tanah air
Menurut Gus Alex, seluruh petugas haji adalah sama. Kementrian Agama tidak membeda-bedakan status anggota PPIH, selain itu tidak ada yang diistimewakan.
“Siapapun di antara petugas ini, kedudukannya adalah sama. PPIH Arab Saudi tidak ada keistimewaan satu sama lain,” jelasnya.
Gus Alex juga menambahkan bahwa petugas haji yang memiliki status sosial tinggi di tanah air harus melepas status tersebut dan berupaya untuk bersama-sama sejajar dengan petugas yang lain.
“Jangan kemudian mengagungkan status sosial di tanah air,” tambahnya.
“Jika ada petugas yang mengedepankan status sosialnya, sanksi!” tegasnya.
6. Tugasnya dianggap lebih penting dari yang lain
Salah satu kendala yang perlu diatasi adalah perasaan bahwa tugas yang diemban lebih penting dari pada tugas milik anggota PPIH yang lain. Hal ini bisa berakibat pada hubungan kerjasama dengan petugas lain.
“Kalau kemudian perasaan ini masih ada, tidak akan bisa bekerjasama dengan orang lain,” jelasnya.
Ishfah kembali mengingatkan agar para petugas haji tidak merasa tugasnya paling penting dari yang lain.
“Jangan pernah merasa bahwa kita ini lebih penting dari orang lain. Semuanya penting, tidak ada yang lebih penting dari yang lain.”
7. Perbedaan pendapat dalam satu tim
Menurut alumni IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini, perbedaan pendapat dalam sebuah tim merupakan hal yang lumrah. Namun diperlukan sosok-sosok yang memiliki kemampuan leadership yang kuat agar bisa menjadi penengah.
“Harus ada yang mampu mengelola situasi agar tetap produktif dan memperkuat kesepakatan yang sudah dibuat,” jelasnya.
Ishfah berharap kendala-kendala tersebut bisa diminimalisir dan diatasi dengan kekompakan dan kerekatan sosial yang sudah dijalin selama masa-masa bimbingan teknis.
(AN)