Pernah suatu ketika Rasulullah membagikan ghanimah, hasil rampasan perang, kepada para sahabat, tiba-tiba datang Abdullah ibn Dzil Khuwaishirah at-Tamimi dan berkata, “Wahai Rasulullah, berlakulah adil.” Begitu kagetnya Rasul dan kemudian menjawab, “Celaka! Siapa bisa adil kalau saya saja tidak adil.”
Kemudian Umar ibn Khattab tampak sangat marah dan hendak membunuh laki-laki tersebut, Umar berkata: “Wahai Rasulullah, biarkan saya penggal lehernya!” Nabi menjawab, “Biarkan dia. Kelak dia akan punya banyak pengikut yang salat kalian tidak ada apa-apanya dibanding salat mereka, puasa kalian tidak ada apa-apanya dibanding puasa mereka. Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari busurnya.” (HR: Bukhari-Muslim).
Dzul Khuwaisir adalah orang saleh, bukan orang yang jauh dari ibadah-ibadah kepada Tuhan, namun kenapa bisa seperti itu? Seperti dawuh Rasul, “Sungguh akan keluar dari jenis lelaki ini suatu kaum yang lancar membaca Kitabullah tetapi tidak sampai kerongkongannya. Mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya.” (HR: Muslim)
Mereka yang sering membaca al-Qur’an, taat beribadah memang, namun al-Qur’an tidak dimaknai dan diamalkan dalam semangat nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, tekstual, konservatif dan kaku.
Dzul Khuwaisir dan Ibnu Muljam Masa Kini.
Seperti dawuh Rasul, akan lahir kelak suatu kaum dari lelaki jenis ini, dalam redaksi hadis lain, akan banyak pengikutnya, maka sudah menjadi keniscayaan, akan ada orang-orang model seperti Dzul Khuwaisir ini. Kita mulai dari catatan kelam Islam pada tahun 37 H selepas Perang Shiffin. Mereka yang protes terhadap keputusan Ali RA yang menerima arbitase (tahkim), kemudian dengan sangat kakunya, berpegang pada firman Allah, La hukma Illa Lillah, mereka kecewa dan keluar dari barisan Ali RA maupun Muawiyah, semua pihak yang terlibat dalam tahkim dicap sebagai kafir, dari golongan Ali RA maupun Muawiyah.
Ya, merekalah Khawarij. Yang 3 tahun setelah itu, Abdurraham Ibn Muljam, seorang pentolan Khawarij dengan sangat sadis membunuh Imam Ali RA dengan sadisnya karena dianggap kafir, Muawiyah juga dalam incaran pembunuhan oleh Khawarij namun gagal.
Siapa Abdurrahman Ibn Muljam? Bukan orang sembarangan, Syamsuddin ad-Dzahabi (748 H) dalam kitabnya Tarikhul Islam wa Wafayati Masyahiril A’lam bahwa Ibnu Muljam merupakan sosok ahli al-Qur’an dan ahli fiqih. Selain itu, ia merupakan orang yang gemar beribadah. Bahkan saat masa pemerintahan Umar Bin Khattab RA, ia diberi kepercayaan untuk mengajar al-Quran di masjid.
Bahkan, agar memudahkan ia mengajar al-Qur’an di masjid, Umar bin Khattab memerintahkan Amr bin Ash untuk memperluas rumah Ibnu Muljam agar lebih dekat ke masjid agar ia mengajar Al-Qur’an dan fikih di masjid tersebut. Namun sekali lagi, prediksi Rasul terbukti, Dzul Khuwaisir generasi baru benar adanya, orang salih yang sampai tega membunuh muslim lainnya, bahkan yang dibunuhnya adalah salah seorang yang dijamin masuk surga.
Penerus Dzul Khuwaisir adalah orang-orang yang saleh, yang taat beribadah, ibadah-ibadah yang mereka lakukan tak ada tandingannya, namun kenapa Rasul sangat membencinya bahkan menyuruh kita untuk memeranginya, karena satu hal yang mendasar, yakni mereka membajak Islam atas nafsu mereka untuk memonopoli kebenaran. Hukum Allah mereka tafsiri dengan sempit, siapa yang tak ikut hukum Allah, dalam tafsiran sempit mereka, akan dicap kafir. Termasuk pemerintahan yang sah, ketika tidak mengikuti hukum Allah versi mereka, maka boleh digulingkan.
Mereka saleh, namun menganggap diri mereka yang paling saleh dan yang lain, yang tak sama dengan mereka adalah salah, memahami al-Qur’an dengan sempit dan menafsirkan sesuai nafsu mereka sebagai justifikasi atas kebenaran versi mereka sendiri, banyak saat ini? Kita lihat bersama, bagaimana saat ini banyak kelompok-kelompok yang seperti itu, membajak Islam, yang sangat gampang melabeli tindakannya sebagai perintah Allah, mengatasnamakan umat Islam, padahal hanya untuk nafsu kepentingan mereka sendiri, banyak saat ini terjadi seperti itu, dengan modal ceramah agama dengan sandaran terjemah kitab suci, lantas dengan sangat mudah melabeli yang tak sama dengannya dengan salah, kafir, menista Islam dan lain sebagainya. Hati-hati dan waspada pada gerakan mereka, anak cucu penerus Dzul Khuwaisir, Neo Khawarij masa kini.