Menyambut Penghulu Bulan dalam Kalender Islam

Menyambut Penghulu Bulan dalam Kalender Islam

Menyambut Penghulu Bulan dalam Kalender Islam
Ilustrasi orang yang sedang membaca Al-Qur`an.

Bulan Ramadhan sebantar lagi. Bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriah ini memiliki manka penting untuk umat Islam. pada bulan ini aktivitas keagamaan umat Islam menjadi lebih banyak, seperti berpuasa, ibadah shalat tarawih, ibadah di malam hari, memperingati turunnya Al-Quran, membayar zakat fitrah, memperbanyak membaca ayat suci Al- Quran.

Ramadhan sendiri bisa disebut sebagai penghulu bulan. Kata Ramadan berasal dari akar kata bahasa Arab ramiḍa atau ar-ramaḍ, yang berarti panas yang menghanguskan atau kekeringan. Ada juga yang menyebut Ramadhan derivasinya dari kata “ra-ma-dha” yang bermakna panas yang menyengat, panas batu, panas yang diakibatkan oleh sinar matahari. Adapun ramadhan yang memiliki derivasi dari “ra-mi-dha” itu bermakna awan, hujan di akhir musim panas dan awal musim gugur yang menjauhkan teriknya musim panas. Atas dasar itu, bulan ini disebut sebagai bulan Ramadhan lantaran mencuci badan-badan manusia dari dosa-dosa.

Diceritakan bahwa Ramadhan adalah salah satu dari ” Asma (Nama) Allah Yang Indah ” Anas Bin Malik meriwayatkan dari Nabi Muhammad saw. bahwa ” Jangan panggil ( bulan suci ) hanya” Ramadhan “. Seperti Allah (swt ) menyebut “syahr -i Ramadhan ( bulan Ramadhan) , kamu juga menyebut demikian. (HR Bukhari ). Ulama juga mengatakan bahwa ” Ramadhan ” adalah salah satu nama Allah ( swt ) . Jadi bulan ini harus disebut sebagai ” Shahr -i Ramadhan ” atau bulan Ramadhan

Dalam sebuah tulisan di laman www.islamquest.net Ramadhan dalam kaitannya dengan nama Allah Swt bermakna muthahhir dan penyuci dosa-dosa. Makna implikatif (lâzim) ini adalah makna leksikal dari kata Ramadhan; artinya implikasi panas matahari yang menyengat atau hujan di akhir musim panas adalah penyucian dan kesucian. Karena itu, makna ramadhan sebagai salah satu dari nama Allah Swt adalah bahwa Allah Swt adalah muthahhir dan penyuci manusia-manusia dari noda-noda dosa. Dalam Tâj al-‘Arûs min Jawâhir al-Qâmus karya Muhibuddin Muhammad Murtadha Wasiti Zubaidi,disebutkan, “Ramadhan – sekiranya benar- adalah salah satu dari nama Allah Swt bukan musytak sebagaimana yang disebutkan maka ia mengacu pada makna al-ghafir yaitu menghapus dosa-dosa dan menghilangkannya.”

Untuk itu marilah kita mengisi bulan Ramadhan dengan memperbanyak amal ibadah sehingga mampu menghapus dosa-dosa. Marhaban Ya Ramadan