Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, menegaskan moderasi beragama adalah jawaban atas masalah keagamaan yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini. Ia berharap program moderasi beragama yang diupayakan Kementerian Agama (Kemenag) dapat terus digalakkan agar masyarakat dapat hidup dengan nyaman dan damai.
“Sejujurnya, ada banyak potensi konflik di negara kita. Di beberapa wilayah, terjadi friksi, bahkan konflik fisik, yang dipicu atau diliputi isu agama,” ucap Yaqut saat menjadi pembicara kunci dalam International Conference on Religious Moderation (ICROM) 2022 di Ancol, 27 Juli 2022.
Sebab itu, ia melanjutkan, agar konflik tidak meluas dan melahirkan kerusakan yang lebih besar diperlukan cara pandang yang moderat, yang menjadi semangat moderasi beragama.
“Saya tegaskan, moderasi beragama adalah salah satu solusi terbaik saat ini. Dengan moderasi beragama, kita memiliki cara pandang dan sikap yang adil, seimbang, toleran, menghindari kekerasan dan cinta tanah air. Itulah yang disebut moderasi beragama,” ucapnya lagi.
Demikian juga disampaikan Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Kamaruddin Amin, saat membuka ICROM 2022.
“Kami percaya moderasi beragama adalah solusi terbaik untuk menghadapi perbedaan pandangan keagamaan. Berbagai upaya pun telah kami lakukan untuk menyebarluaskan moderasi beragama, seperti mendorong guru agama dan penyuluh agama agar lebih aktif membuat konten atau dakwah digital yang bermuatan moderasi beragama,” ucap Kamaruddin.
ICROM 2022 ini pun, kata Kamaruddin, adalah bagian dari agenda penguatan moderasi beragama. “ICROM 2022 meruapkan forum untuk membahas dan mengumpulkan berbagai pemikiran dan pengalaman tentang moderasi beragama. Informasi dari panitia kami telah menerima 201 makalah. Namun karena keterbatasan tempat, kami hanya dapat mengundang 72 makalah untuk dipresentasikan pada konferensi ini,” terangnya.
Selain presentasi makalah moderasi beragama, Pada ICROM 2022 ini juga diluncurkan buku Moderasi Beragama Perspektif Bimas Islam. Buku tersebut mengulas moderasi beragama dari aspek konseptual hingga strategi penguatan moderasi beragama pada masyarakat sipil.
“Kami berharap buku ini dapat menjadi bahan sosialisasi dan diskusi tentang bagaimana konsep moderasi beragama dapat dielaborasi dan dijelaskan kepada masyarakat kita,” ucapnya lagi.
ICROM 2022 pun dilanjutkan dengan diskusi publik dengan menghadirkan Lukman Hakim Saifuddin, Alissa Wahid, dan James Hoesterey sebagai narasumber. Akmal Salim Ruhana tampil sebagai moderator diskusi.