Menjenguk orang sakit merupakan salah satu bentuk kepedulian kita kepada orang lain. Tujuannya tidak lain adalah untuk menghibur dan memberinya semangat baginya maupun anggota keluarganya. Dalam sebuah hadis juga dijelaskan bahwa di antara lima kewajiban bagi seorang muslim bagi muslim yang lain adalah menjenguk saudara muslim yang sakit. Empat kewajiban lain adalah menjawab salam, mengantarkan jenazahnya, memenuhi undangannya, dan menjawab ucapan “Alhamdulillah” ketika bersin dengan ucapan “Yarhamukumullah“.
Menjenguk orang sakit merupakan suatu kebaikan. Karena itu, kebaikan perlu dilakukan dengan cara yang baik pula. Prof. M. Quraish Shihab dalam buku Sakit Menguatkan Iman: Uraian Pakar Medis dan Spiritual menulis satu bagian yang diberi judul “Adab Menjenguk Orang Sakit”.
Dalam tulisannya, Quraish Shihab menjelaskan adab-adab menjenguk orang sakit yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Penjelasan itu disandarkan pada berbagai riwayat. Menurut beliau, setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh seseorang ketika menjenguk orang sakit, yaitu: Waktu, cara, dan ucapan yang disampaikan kepada shohibul mushibah.
Waktu Kunjungan
Menurut Quraish Shihab, ada riwayat hadis yang menyebutkan bahwa waktu menjenguk orang sakit idealnya adalah di hari ketiga terhitung sejak orang yang bersangkutan jatuh sakit. Namun, ada riwayat lain yang menganjurkan di hari pertama.
Bagi Quraish Shihab, dua riwayat yang berbeda itu dapat disikapi dengan mempertimbangkan jenis sakit yang dialami. Jika sakitnya parah, maka lebih baik disegerakan menjenguknya, yakni di hari pertama. Sedangkan, jika sakitnya tidak parah, maka bisa menjenguknya di hari ketiga.
Selain memerhatikan hari berkunjung, hal lain yang tak kalah penting adalah memerhatikan jam kunjungan. Menurut Quraish Shihab, Islam menganjurkan pemeluknya untuk menghindari jam kunjungan ketika orang yang sakit sedang beristirahat. Pedoman lain yang bisa digunakan untuk menentukan jam kunjungan adalah aturan jam kunjungan yang ditetapkan oleh rumah sakit atau disesuaikan dengan kebiasaan di lingkungan masyarakat (jika dirawat di rumah).
Lama waktu kunjungan juga perlu diperhatikan. Menurut Quraish Shihab, idealnya penjenguk tidak berlama-lama. Apalagi, ngobrol hingga ngalor-ngidul, yang dikhawatirkan dapat menguras energi orang yang sakit ketika seharusnya dirinya beristirahat. Kecuali, jika orang yang sakit yang menghendaki kita berlama-lama, maka hal itu boleh.
Tata Cara Menjenguk Orang Sakit
Ada tata cara khusus yang perlu diperhatikan ketika menjenguk orang sakit. Menurut Quraish Shihab, jika memungkinkan, penjenguk meletakkan telapak tangannya di dahi orang sakit atau menggenggam tangan orang sakit sembari menanyakan perkembangan keadaannya. Hal ini didasarkan pada sebuah riwayat dari sahabat Abu Umamah. Beliau mengatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda,
“Kesempurnaan menjenguk orang sakit adalah hendaknya penjenguk meletakkan (telapak) tangannya di dahi orang yang sakit, atau memegang tangannya, sembari bertanya tentang keadaannya.”
Akan tetapi, jika tidak memungkinkan, maka cukup dengan memperlihatkan diri kita kepada orang yang sakit. Dengan begitu, ia bisa merasakan perhatian dan dukungan kita melalui kehadiran kita. Atau, jika masih tidak memungkinkan, maka cukup dengan menemui anggota keluarganya.
Ucapan yang Disampaikan
Menurut Quraish Shihab, ucapan yang disampaikan ketika menjenguk orang sakit adalah ucapan yang bernuansa penuh optimisme, baik untuk yang bersangkutan maupun untuk anggota keluarganya. Hal ini didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi. Rasulullah bersabda,
“Jika kalian menjenguk orang sakit, berilah ia harapan hidup (kesembuhan yang cepat). Karena hal itu menyenangkan hatinya.”
Adapun contoh ucapan yang bisa menenangkan hati orang yang sakit adalah seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah. Sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Abbas, bahwa Rasulullah ketika menjenguk orang sakit mengucapkan, “laa ba`sa thahur in sya Allah” yang artinya “tidak apa-apa, semoga penyakitmu menjadi penyuci dirimu dari dosa”.
Lalu, bagaimana jika yang bersangkutan dinyatakan hanya memiliki sedikit peluang untuk sembuh? Menurut Quraish Shihab, penjenguk dianjurkan untuk mengajak orang yang sakit untuk bersabar menghadapi cobaan yang sedang menimpanya. Tentunya dibarengi dengan kabar gembira berupa pahala besar bagi orang-orang yang mampu bersabar dalam menghadapi ujian, termasuk sakit.
Selanjutnya, tidak ketinggalan untuk membawakan makanan sesuai dengan kemampuan belanja kita. Jika punya rezeki lebih, maka bisa juga menanyakan kepada orang yang akan dijenguk perihal makanan favoritnya. Bertanya perihal makanan ini juga penting karena berhubungan dengan boleh atau tidaknya makanan yang dikonsumsi. Karena, biasanya ada makanan tertentu yang menjadi pantangan ketika orang mengidap penyakit tertentu.
Membawakan makanan ini juga sangat dianjurkan. Karena, menurut Quraish Shihab, sekalipun orang sakit tidak memakannya, makanan itu masih bisa dikonsumsi oleh anggota keluarga yang berjaga. Hal itu tentu sangat membantu, minimal ia tidak mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli makanan.
Selain hal-hal di atas, Quraish Shihab menambahkan, jika orang yang sakit ini dikenal sebagai orang yang saleh, taat beribadah, maka penjenguk dianjurkan untuk meminta doa kepadanya. Kita pun juga harus mendoakan agar ia segera disembuhkan dari penyakitnya. [NH]