Dalam setiap peradaban, akan selalu ada gejolak pergerakan dari orang-orang yang peduli dan memiliki moralitas tinggi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan, lingkungan yang lebih baik, pemerintahan yang bertanggung jawab dan masih banyak lainnya. rasisme
Saat ini dunia sedang ramai dengan aksi #blacklivesmatter yang dipicu oleh terbunuhnya George Floyd oleh polisi di Amerika Serikat, konon rasisme sudah menjadi endemik yang tidak kunjung sembuh di Amerika sana. Aksi ini menuai perhatian dan dukungan dari banyak warga negara lain, seperti: Australia, Jepang, dan tentunya juga warganet Indonesia. Aksi ini menjadi sebuah protes atas keresahan kita yang geram akan rasisme yang masih subur bahkan di zaman modern seperti ini.
Nabi Muhammad SAW dikenal memiliki akal yang jernih dan sensitivitas moral yang tinggi, bahkan dari masa kanak-kanak. Beliau gelisah atas kultur orang Arab jahiliyyah pada saat itu, animisme (penyembahan berhala), perang suku, tidak ramah gender, merebaknya kebodohan, lemahnya anak yatim dan janda, penyiksaan budak, dan masih banyak lagi persoalan sosial lainnya. Sesekali beliau menyendiri di Gua Hira untuk bermeditasi, menenangkan diri dari kegelisahannya akan bobroknya masyarakat Mekkah, dan di sanalah wahyu pertama turun.
Dengan petunjuk Allah, Nabi SAW aktif berdakwah, mulai dari akidah, seperti menunjukkan akan kesia-siaan menyembah berhala. Dari sisi penerapan hukum, beliau membenahi tatanan masyarakat, konsekwensi dari penyimpangan sosial seperti membunuh, mencuri dan memperkosa. Segi tatakrama seperti adab kepada orang tua dan guru. Beliau juga memperbaiki perekonomian di antaranya dengan menerapkan zakat, menganjurkan bersedekah, dan memerdekakan budak.
Tentu saja reformasi ini penuh perjuangan dan tidak instan, dibutuhkan kurang lebih 20 tahun untuk mencapai perubahan ini. Terlebih pada awal mula dakwah, Nabi SAW dan pengikutnya mengalami banyak ancaman, persekusi dan boykot, belum lagi peperangan yang harus dihadapi demi menegakkan nilai-nilai yang dibawa Nabi SAW.
Meneladani sunnah nabi tidak hanya dengan melakukan perbuatan yang sifatnya ibadah dan lahiriyah yang ada pada diri Rasul, melainkan juga mengikuti dan meniru akhlaknya, perjuangan membela kaum lemah dan terpinggirkan serta memperjuangkan kesetaraan sesama manusia, walaupun berbeda suku dan warna kulit.
Kita sangat beruntung karena tinggal di zaman modern yang damai, tapi bukan berarti kita tutup mata akan diskriminasi dan kezaliman lainnya. Semudah-mudahnya berjuang untuk perubahan adalah dengan speak up di media sosial. Jangan sampai kita menjadi generasi yang membiarkan ketidakadilan terus terjadi.
Semoga Allah melindungi warga negara kita dan penduduk bumi sekalian. Amin.