Mengubah Pesta Pernikahan Jadi Pesan Lingkungan, Kisah Inspiratif Milenial Bernama Durrotul Firdaus

Mengubah Pesta Pernikahan Jadi Pesan Lingkungan, Kisah Inspiratif Milenial Bernama Durrotul Firdaus

Mengubah Pesta Pernikahan Jadi Pesan Lingkungan, Kisah Inspiratif Milenial Bernama Durrotul Firdaus

Selasar Mini Golf halaman DPR RI menjadi saksi dari kegiatan Indonesia Opinion Festival (IOF) 2024 riuh ketika salah satu panelis, Durrotul Firdaus, Founder Rumah Gagas, Bossmed Company dan Nuansa Loka membagikan kisah inspiratifnya tentang memperjuangkan kepedulian iklim sebagai seorang perempuan.

Di sesi diskusi paralel bertemakan “Pemberdayaan Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan: Mendorong Partisipasi Aktif, Menciptakan Keseimbangan Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan”, ia bercerita pengalaman pribadinya terkait memperjuangkan kepedulian lingkungan termasuk pesta pernikahannya dengan tema “Daur Ulang.

Firda, panggilan akrabnya, hendak mengadakan pesta pernikahan sambil berpesan, “jaga dan cintailah lingkungan kita”.

Ia bercerita, saat memilih tema daur ulang untuk pesta pernikahannya itu disambut dengan respon yang kurang mengenakkan.

Saat itu, kata dia  memang ini terbilang jarang, bahkan inisiatifnya tidak mudah diterima masyarakat dan tidak sedikit yang menganggapnya aneh.

“Jangan banyak bertingkah,” cerita Durotul meniru respon orang-orang sekitar pada Minggu (29/12/2024) di acara Indonesian Oponion Festival 2024 atau Festival Aspirasi yang digelar di Gedung DPR RI.

Baca juga : IOF 2024: Pendidikan dan Kolaborasi Jadi Kunci Pemberdayaan Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan

Namun, Firda tidak gentar.

Baginya, pernikahan bukan sekadar selebrasi, melainkan momen penting untuk menyuarakan nilai-nilai yang diyakini. Ia memastikan setiap elemen dalam pestanya mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan.

Durotul mengaku, saat pernikahannya tersebut tidak menggunakan gelas plastik dan souvenir yang ia berikan kepada para tamu adalah bibit tanaman yang dapat tumbuh menjadi pohon.

“Souvenirnya bibit tanaman, tidak ada gelas plastik, bunga-bunga juga diusahakan tidak terbuang menjadi sampah,” bebernya.

Kepedulian ibu muda beranak dua ini terhadap lingkungan hendak ia sampaikan lewat momen pesta pernikahannya tersebut, ia menyadari bahwa untuk memperjuangkan kepedulian terhadap lingkungan harus berangkat dari diri sendiri dan lalu mengajak orang-orang di sekitarnya.

Ia mengingatkan bahayanya penggunaan plastik baik untuk tubuh manusia maupun bagi lingkungan sendiri. Sampah plastik, itu bisa bertahan hingga puluhan tahun untuk bisa terurai tanpa sisa.

“Padahal plastik sangat berbahaya,” jelasnya.

Terlebih, menurut penelitian-penelitian yang sudah ada, banyak sekali makanan kita yang terkontaminasi dengan mikroplastik.

“Penelitian sudah menunjukkan bahwa mikroplastik mencemari makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Kalau kita tidak mulai diet plastik sekarang, dampaknya akan semakin parah. Jadi mulai sekarang kita harus diet plastik,” ajaknya.

Meski begitu, ia juga mengingatkan pentingnya dorongan pemerintah atas perjuangan lingkungan.

Menurutnya, stimulus pemerintah sangatlah perlu untuk menyuarakan kepedulian lingkungan baik berupa regulasi atau himbauan massif pengurangan sampah plastik. “Percuma kalo gak ada stimulus dari pemerintah,” ungkapnya.

Baca juga : Indonesian Opinion Festival Resmi Dibuka, Wadah Aspirasi Masyarakat

Perjuangan Firda dalam memperjuangkan lingkungan bahwa perubahan besar itu bermula dari langkah-langkah kecil.

Ia percaya, bahwa perempuan memiliki kesempatan dan daya untuk memperjuangkan kepedulian lingkungan baik dalam rumah tangga, komunitas hingga masyarakat luas.

Cerita sosok yang energik asal Sidoarjo, Jawa Timur ini dengan tema pernikahan “Daur Ulang” merupakan pembelajaran bagi kita semua.

Menyadarkan kalau tindakan kecil pun bisa berdampak besar dan luas asal dilakukan dengan konsisten dan melibatkan banyak pihak.

Dari sebuah pesta pernikahan, Durrotul Firdaus berpesan dan membuktikan bahwa perempuan mampu menjadi pelopor perubahan yang berkelanjutan.