Menghafal Al-Qur’an Penting atau Tidak? Ini Penjelasan Prof. Quraish Shihab

Menghafal Al-Qur’an Penting atau Tidak? Ini Penjelasan Prof. Quraish Shihab

Menghafal Al-Qur’an Penting atau Tidak? Ini Penjelasan Prof. Quraish Shihab
Prof. Quraish Shihab

Tren menghafal al-Qur’an makin berkembang di Indonesia belakangan ini. Selain makin menjamurnya sekolah dan pesantren tahfidz al-Qur’an, tren menghafal al-Qur’an ini juga diperkuat dengan program-program televisi yang mempertontonkan anak-anak kecil yang sudah hafal al-Qur’an. Orang tua ketika melihat hal ini, tentu sangat senang. Kebanyakan orang tua di Indonesia, sebagian besar pasti senang kalau anak-anaknya mau dan bisa hafal al-Qur’an.

Tren ini tentu sangat positif. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Tapi yang perlu diperhatikan, jangan hanya berhenti di menghafal al-Qur’an. Teruskan ke tingkat selanjutnya, yaitu belajar memahami dan mengamalkannya. Menghafal al-Qur’an merupakan tangga dasar, bukan akhir dari segala-galanya. Setelah itu yang ditekankan adalah memahami dan mengamalkan isi dari kandungan al-Qur’an.

Prof. Quraish Shihab dalam sebuah wawancara menyatakan bahwa idealnya umat Islam di Indonesia tidak hanya cukup membaca al-Qur’an, tetapi juga harus memahami isinya. Penulis tafsir al-Qur’an ini menilai interaksi muslim Indonesia dengan al-Qur’an belum berada dalam situasi yang ideal atau yang semestinya dilakukan.

“Sebenarnya kita tidak hanya disuruh membaca, ada perintah tadabbur dan tadarrus. Kadang kita melakukan tadarrus, itu pun di bulan Ramadhan dalam bentuk yang sangat minim. Kalau anda lihat, berapa persen umat Islam yang punya al-Qur’an di rumahnya? Berapa persen dari yang punya al-Qur’an itu membacanya, dan berapa persen pula yang membaca dan sekaligus memahaminya?” Ujar Prof Quraish Shihab.

Menurut Prof. Quraish Shihab, dulu memang kita butuh penghafal al-Qur’an. Apalagi al-Qur’an belum banyak dicetak dan didigitalkan seperti sekarang ini. Sekarang kapan pun dan di mana pun, kita bisa buka dan baca al-Qur’an. Tinggal buka Handphone dan klik aplikasinya. Karena itu, Pusat Studi Al-Qur’an yang didirikan Prof. Quraish Shihab, tidak difokuskan untuk menghafal, tetapi lebih kepada bagaimana cara memahami dan mengamalkannya.

“Kita tidak menekankan hafalan, tetapi bukan berati saya tidak suka orang yang hafal al-Qur’an. Jangan salah paham, sebab sering kali orang salah paham kalau saya tidak setuju orang hafal al-Qur’an. Sebab saya ingin penekannya pada pemahaman. Saya senang orang yang memahami satu ayat dengan baik dibanding orang yang hafal sepuluh ayat, tetapi tidak paham,” Tegas Prof. Quraish Shihab.

Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga menjelaskan, sebetulnya makna dari hifdzul qur’an atau hafidz al-Qur’an itu tidak hanya sebatas menghafal atau mengingat, tetapi juga memeliharanya, dengan cara memamahami, mengamalkan, dan membuat al-Qur’an sesuai dan terus relevan dengan perkembangan masyarakat.

“Jadi perlu tugas baru dari para ustadz kita, untuk menekankan pada pemahaman. Paling tidak pahami Juz Amma, surat yang sering dibaca masyarakat. Sehari-hari hampir kita baca,” Ungkap Prof. Quraish Shihab.