Abu Bakar Muhammad bin Abdul Malik bin Muhammad bin Muhammad bin Tufail Al-Andalusi atau yang lebih dikenal dengan Ibn Tufail adalah seorang filsuf, dokter, sekaligus sastrawan asal Al-Andalus (Spanyol). Ibn Tufail lahir di Guadix, sebuah kota kecil dekat Granada pada tahun 1105 Masehi. Ia adalah murid dari Ibn Bajjah, seorang astronom, filsuf, musisi, dokter, psikolog, botanis, sastrawan, dan fisikawan. Satu dari sekian karyanya yang masyhur adalah roman manusia dalam asuhan rusa ‘Hayy bin Yaqdzan’.
Hayy bin Yadqzan adalah seorang anak manusia yang sejak kecil tumbuh dalam asuhan seekor induk rusa yang kehilangan anaknya. Ia tinggal di sebuah pulau dengan tanah yang sangat subur, aman, dan tiada binatang buas di dalamnya. Hayy kecil, telah yang mampu “menirukan suara-suara” yang ia “dengar”, “menghitung jumlah” binatang yang ia “lihat”.
Sebagai seorang filosof, Ibn Tufail menggambarkan keseharian Hayy penuh dengan rasa penasaran atas apa yang ia ketahui, baik dari apa yang ia dengar dan ia lihat. Sejak dini, Hayy sudah terbiasa mengamati benda-benda yang berada di sekitarnya. Terutama sekali ketika Sang Induk menuai ajalnya. Hayy mengamati dan mencari betul apa yang menjadikan Sang Induk tidak lagi seperti sedia kala.
Pasca kematian induk rusa yang merawatnya, Hayy hidup sendiri dengan berbekal akal dan panca indera. Hayy mulai mengenali dan membendakan benda-benda yang berwujud dan yang tidak berwujud. Hayy menjadikan kulit binatang sebagai penutup tubuhnya, menjadikan tanduk sebagai senjatanya, menjadikan apa yang berada disekitarnya untuk menopang kehidupan sehari-harinya. Akal dan kekuatan inderanya berhasil menuntun hidupnya meski tanpa induk rusa disampingnya.
Seiring dengan berjalannya waktu Hayy terus menemui hal-hal baru dalam hidupnya. Hayy mengamati bagaimana api bisa membakar kayu dan dedauan sehingga terciptalah sesuatu yang baru yaitu abu. Hayy pun coba meraih api itu, tapi ia tak bisa. Ia dapati bagaimana api itu bersinar sehingga bisa menerangi malam yang gelap. Ia juga dapati bagaimana api itu panas sehingga membakar tanggannya. Hayy juga tahu bahwa langit dan bintang-bintang adalah benda karena langit dan bintang-bintang itu memiliki tiga dimensi benda yaitu panjang lebar, dan dalam.
Ibn Tufail menggambarkan perjalanan hidup Hayy bin Yaqdzan sebagaimana seorang manusia yang memiliki akal meski sejak kecil ia di asuh oleh induk rusa yang tidak lain adalah seekor binatang. Ia mampu bertahan hidup dengan bergantung pada kemampuan akal dan indera yang dimiliknya. Ia mengamati dan memhamai apa yang ada disekitarnya sehingga bermanfaat baginya.
Dengan akal dan inderanya pula Hayy kemudian mendapati kebenaran yang hakiki. Kebenaran yang membawanya pada kehidupan yang mulia. Melalui perjalanan hidup Hayy bin Yaqzan, Ibn Tufail seolah ingin mengatakan bahwa, akal dan indera manusia mampu untuk menemukan kebenaran yang haqiqi. Kebenaran yang dapat membawa pada kebaikan dan kemuliaan hidup manusia itu sendiri.