Mengabaikan Komentar Orang-orang Sotoy di Media Sosial: Belajar dari Kisah Umar bin Khattab

Mengabaikan Komentar Orang-orang Sotoy di Media Sosial: Belajar dari Kisah Umar bin Khattab

Apa yang akan kamu lakukan jika tiba-tiba dapat komen sotoy dari orang tak dikenal. Ini yang dilakukan Umar bin Khattab.

Mengabaikan Komentar Orang-orang Sotoy di Media Sosial: Belajar dari Kisah Umar bin Khattab
Foto: valuebond

Fenomena “sotoy” di media sosial sering kali memicu perdebatan dan konflik yang tidak produktif. Biasanya, mereka adalah orang-orang yang asal memberikan komentar tanpa memahami permasalahan yang sebenarnya.

Kita sering dihadapkan pada situasi di mana berbagai opini dilontarkan dengan sembarangan, tanpa didasari oleh informasi yang valid. Lalu, bagaimana seharusnya kita menyikapi hal ini? Menarik untuk belajar dari kisah Umar bin Khattab yang menunjukkan kebijaksanaan dalam menghadapi komentar bodoh.

Dalam kitab al-Adzkar karya Imam an-Nawawi, diceritakan sebuah kisah tentang kebijaksanaan dan kesabaran Umar bin Khattab dalam menghadapi orang-orang yang berbuat bodoh. Kisah ini diriwayatkan dari berbagai sumber yang sahih, termasuk dari Sahih Bukhari dan Muslim.

Suatu hari, Umar bin Khattab sedang duduk bersama para sahabatnya. Pada saat itu, datanglah seorang pria bernama Uyainah bin Khusn yang berbicara dengan nada keras dan menghina Umar. Uyainah merasa tidak mendapatkan bagian yang banyak dan menganggap Umar tidak bersikap adil. Mendengar hal tersebut, Umar sangat marah dan hendak menjatuhkan hukuman kepada Uyainah.

Namun, saudara Uyainah, Hur bin Qays, yang juga hadir di sana, segera menahan Umar dan mengingatkannya dengan mengutip ayat dari Al-Qur’an, surah Al-A’raf ayat 199, yang berbunyi:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ

khudzil-‘afwa wa’mur bil-‘urfi wa a‘ridl ‘anil-jâhilîn

“Jadilah pemaaf, perintahlah (orang-orang) pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199)

Mendengar ayat tersebut, Umar pun tersadar dan segera menenangkan dirinya. Dengan mengingatkan Umar tentang ajaran Al-Qur’an, Hur menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kesabaran dan kebijaksanaan dalam menghadapi situasi yang menantang. Sikap Umar ini mencerminkan teladan yang luar biasa dalam mengendalikan emosi dan tetap tenang meskipun dihina dan dicaci maki.

Pesan utama dari kisah ini adalah pentingnya menjaga kesabaran dan tidak membiarkan diri kita terprovokasi oleh kata-kata atau tindakan orang-orang yang tidak bijaksana. Sikap seperti ini tidak hanya akan menjaga kehormatan kita, tetapi juga mencerminkan akhlak yang mulia sesuai dengan ajaran Islam.

Dalam konteks media sosial saat ini, kita sering melihat bagaimana siapa saja bisa memberikan komentar, bahkan orang yang tidak memahami masalahnya. Fenomena ini sering kali memicu perdebatan dan konflik yang tidak produktif. Menghadapi situasi seperti ini, kisah Umar bin Khattab memberikan pelajaran penting bahwa mengabaikan komentar yang tidak membangun dan tidak bijaksana adalah tindakan yang lebih baik. Dengan demikian, kita dapat menjaga ketenangan dan fokus pada hal-hal yang lebih bermanfaat.

Kisah ini menjadi contoh yang relevan bagi kita semua, terutama dalam era modern ini di mana provokasi dan ujaran kebencian sering kali ditemukan di berbagai media sosial. Belajar dari Umar bin Khattab, kita diajarkan untuk selalu bersikap tenang, bijaksana, dan memilih untuk tidak menanggapi komentar yang tidak bermanfaat dari orang-orang bodoh.

Kalau kamu bagaimana? Kira-kira kalau ada orang sotoy asal komen, apa yang akan kamu lakukan?

(AN)