Saya sedang gundah, bukan hanya saya tetapi bisa seluruh fans Via Vallen penjuru negeri. Bukan apa-apa, adinda Via dilecehkan oleh seorang pesebakbola terkenal di sosial media. Berita heboh ini dikonfirmasi langsung oleh adinda Via di Instagramnya. Sontak para Vyanisty, sebutan hooligan Via Vallen menyerang akun pesebakbola tersebut.
Walaupun pelakunya bule, tidak ada pemakluman untuk sebuah pelecehan terhadap perempuan. Sebab kampanye melawan pelecehan seksual, baik secara fisik maupun verbal kini menjadi isu internasional, karena pelecehan sama halnya upaya merendahkan kemanusiaan.
Sebagai muslim, saya ikut menyesalkan kenapa hal ini terjadi, sebab Rasulullah mengajari kita semua “Setiap muslim diharamkan mengganggu /mencederai/melukai hak hidup, kehormatan diri dan hak milik muslim yang lain”
Di Indonesia, tentu mengajak perempuan tidur dengan se-enak jidat tidak sesuai dengan norma sosial. Percuma tamvan dan jago main bola, jika tidak mampu mengendalikan dirinya.
“Tidak akan menghormati perempuan, kecuali laki-laki yang terhormat. Tidak akan menghina perempuan kecuali laki-laki yang hina,” begitu kata sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Manusia Terbaik adalah yang Berbuat Baik
Jika antara laki-laki dan perempuan sama-sama saling menghargai dan mengerti, kekerasan tidak akan pernah terjadi. Namun, seperti dijelaskan KH. Husein Muhammad penyebab dari kekerasan (termasuk pelecehan) berawal sistem sosial-budaya patriarki; sebuah sistem/ideologi yang melegitimasi laki-laki sebagai pemegang otoritas dan superioritas, menguasai, kuat, pintar dan sebagainya dibanding perempuan.
Ideologi yang bias gender dan patriarkis ini mempengaruhi cara berfikir masyarakat, penafsiran teks agama bahkan kebijakan negara. Padahal semua sama di mata Tuhan, semua berpotensi menjadi baik maupun keliru.
Dari Abu Hurairah mengisahkan bahwa Rasulullah telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.
Tentu ini sejalan dengan surah Ali Imran ayat 195:
فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ ۖ بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ ۖ فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ
“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.”
Menurut Prof Quraish Shihab, Tuhan memenuhi permintaan mereka dengan menjelaskan bahwa Dia tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan. Sebab laki-laki berasal dari perempuan dan sebaliknya.
Orang-orang yang berhijrah karena mencari perkenan Allah, diusir dari kampung halamannya, disakiti saat berperang di jalan Allah, yang berperang dan terbunuh, Allah telah menetapkan untuk menghapus dosa-dosa kecil mereka. Dan Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga yang dialiri sungai- sungai, sebagai balasan yang mulia dan tinggi dari Allah. Hanya Allahlah yang memiliki balasan yang baik dan bagus.
Maka pantas saja ketika Rasulullah ditanya siapakah manusia yang paling paling baik di dunia ini? Beliau tidak menjawab jenis kelamin laki atau perempuan, tapi khoirunnas anfa’uhum linnas (Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain).
Beri contoh baik Pada Followers
Saya heran, ketika seseorang berbuat salah malah mengunci kolom komentar bahkan menggembok akun media sosialnya. Menurut saya itu langkah kurang berani, langkah yang baik adalah mengakui kesalahan. Bukan menghindari karena itu tidak menyelesaikan masalah.
Saya tahu media sosial adalah tempat pencitraan, tetapi kita tidak hidup di sana. Kita hidup di dunia nyata yang didalamnya ada kebaikan, keburukan dan dangdut koplo. Opo kowe kerungu, jerit e atiku mengharapkan engkau sadar bahwa tokoh populer akan menjadi panutan followersnya.
Begitulah, sebaiknya kita mengakui dan menerima kesalahan sebagai kesalahan, bukan malah bersembunyi dibalik slogan “namanya juga manusia…”. Berdamai dengan diri kita akan membuat hati menjadi lapang. Insyaallah. Dan untuk itu, kita harus yakin, bahwa islam menjamin hak perempuan, bahkan menempatkannya dalam posisi terhormat. Untuk itulah, saya mendukung Via Vallen karena islam begitu menghormati perempuan. Wallahu’alam bishawab.