Qiyamul lail atau bangun malam dan beribadah di malam hari selama Ramadhan sudah menjadi tradisi di beberapa tempat. Sebagian masjid malah menyelenggarakan itikaf dan qiyamul lail sebagai sarana bagi siapapun yang ingin beribadah, khususnya pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Meskipun penuh keberkahan dan pahala, melaksanakan ibadah Qiyamul Lail tidak boleh asal. Apalagi jika sampai ingin dianggap sebagai orang saleh oleh orang lain, atau bagi calon pejabat, mengikuti qiyamul lail untuk mendulang citra dan suara agar kelak bisa menang saat mencalonkan diri menjadi pejabat.
Terkadang di beberapa masjid ada bagi-bagi sahur gratis untuk para jamaah yang mengikuti kegiatan di masjid tersebut, termasuk qiyamul lail, sehingga beberapa orang berbondong-bondong datang ke masjid dengan niat untuk mendapatkan sahur. Niat semacam ini perlu dihindari saat akan melaksanakan qiyamul lail. Terlebih jika kegiatan ibadah Ramadhan ini dilakukan di tempat-tempat umum.
Oleh karena itu, ibadah Qiyamul Lail dianjurkan untuk dilakukan di tempat yang sepi, agar kita tidak salah niat sebelum ibadah.
Dalam kitab an-Niyyāt karangan Habib Muhammad al-Idrus disebutkan beberapa niat dan tujuan saat akan melakukan qiyamul lail:
- Niat menjalankan perintah Allah dalam Al-Quran surat al-Isra: 79
- Niat menjalankan sabda Nabi Muhammad SAW
- Beharap Allah mengangkat adzab kita kelak di hari akhir.
- Niat mujahadah
- Niat mengikuti amalan para salafus saleh
- Niat mengurangi tidur dan malas
- Berharap Allah membuka pintu makrifat-Nya kepada kita.
- Niat untuk mendoakan seluruh orang mukmin.
- Niat membaca Al-Quran
- Niat berdoa kepada Allah dengan khusyu’ dan tadharru’
- Niat mengisi ibadah di waktu yang mustajabah
- Niat menghidupkan sunnah
- Memohon ampun kepada Allah SWT
- Memetik keberkahan dari para Arifin.
Itu lah beberapa niat yang perlu kita tanamkan dalam hati sebelum melakukan qiyamul lail, terlebih pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Dengan niat dan tujuan yang baik, sebagaimana disebutkan di atas, kita berharap Allah SWT akan memberi ridha-Nya kepada kita, menghitung ibadah kita sebagai pahala, dan menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang bertakwa. (AN)
Wallahu a’lam.