Dalam memilih guru, kitab Ta’lim al-Muta’allim mengatakan, hendaknya memilih yang lebih ‘alim (lebih ahli), lebih wara’ (sikap menghindar dari perbuatan haram dan subhat) dan lebih berusia (fayanbaghi an yakhtara al-a’lama, wa al-awra’a, wa al-asanna).
Dalam bagian lain, guru macam inilah yang ditamsilkan memiliki kualitas berbanding seribu ahli ibadah, fainna faqihan wahidan mutawarri’an, asyaddu ‘ala asy-syaithan min alfi ‘abidi.
Jadi, posisi guru bagi kitab yang menjadi rujukan kaum santri ini memang salah satu perkara pokok. Ia salah satu kunci keberkahan dan keberhasilan belajar. Petunjuk guru (irsyadi ustadzin) merupakan syarat kelima dari enam syarat keberhasilan mencari ilmu.
Sebagai yang pernah nyantri, maka saya ingat-ingat betul nasihat kitab ini saat mendengar nama baru dalam agama, termasuk Zakir Naik yang katanya berlatarbelakang dokter itu.[]
Baca tulisan Tentang Zakir Naik lain:
Zakir Naik Membunuh Keislaman Muslim