Sering kita dengar bahwa perempuan sumber fitnah bagi laki-laki. Perempuan itu penggoda, pembawa mala petaka, dan sumber dosa. Celakanya, anggapan ini kadang disertai dengan sikap menyalahkan dan mendiskreditkan perempuan. Seakan-akan semua kesalahan itu bersumber dari perempuan.
Memang ada banyak hadis yang menjelaskan perempuan itu fitnah. Bahkan, fitnah perempuan lebih berbahaya dari fitnah apa pun. Perempuan adalah rajanya fitnah. Dalam sebuah hadis,
ما تركت بعدي فتنة هي أضر على الرجال من النساء .
“Tidak kutinggalkan sebuah fitnah yang lebih bahaya pada laki-laki dari pada seorang wanita.” (HR. Muttafaq Alaih)
Tetapi, apakah hadis ini legal dibuat landasan untuk selalu ‘menyalahkan’ perempuan? Apakah hadis ini juga bisa dibuat landasan untuk menyamaratakan semua perempuan? Nah, di sinilah kita perlu mengkaji kitab-kitab para ulama.
Selain hadis di atas, dalil lain yang menyebut bahwa perempuan itu sumber fitnah paling berbahaya juga terekam dalam ayat-ayat Al-Quran. Misalnya ayat,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,…” (QS. Ali Imran: 14)
Dalam ayat ini, Allah menyebutkan banyak syahwat yang dapat mengelabui manusia. Perempuan adalah syahwat pertama yang disebutkan. Menurut Syaikh Ibnu Bathal, hal ini menunjukkan fitnah perempuan adalah yang paling berbahaya.
Terlebih, sebagian Ummahat al-Mu’minin (istri Rasulullah) pernah mengatakan, “Termasuk kecelakaan bagi kita (perempuan) adalah kita disebut pertama kali dari semua syahwat.”
Maksud fitnah dalam pembahasan ini adalah ujian (imtihan) dan musibah atau bencana (mihnah). Sebagaimana diceritakan, ketika Allah menciptakan perempuan, Iblis bahagia luar biasa. Iblis berkata sebagaimana dikutip oleh Imam al-Munawi dalam Faydl al-Qadîr, “Kamu adalah separuh tentaraku, kamu tempat rahasiaku, dan kamu anak panahku yang jika aku lempar maka aku tidak akan pernah salah.”
Ulama mencoba menganalisa, kenapa perempuan menjadi fitnah terbesar untuk laki-laki. Syaikh al-Mubarakfuri mengatakan dalam Tuhafah al-Ahwadzî, lumrahnya watak laki-laki itu menyukai perempuan, laki-laki melakukan perkara haram disebabkan perempuan, serta rela membunuh dan bermusuhan karena perempuan.
Bahaya paling ringan yang dilahirkan dari perempuan adalah cinta dunia. Laki-laki bekerja mencari harta sampai lupa pada Tuhannya. Bahkan kata Imam al-Qari, perempuan juga kadang membuat laki-laki benci pada agama.
Imam al-Munawi menyebutkan dalam kitab Taisir, fitnah perempuan itu ada dua: umum dan khusus. Fitnah yang umum adalah berlebihan meminta harta dan mencela laki-laki ketika tidak punya (fakir). Hal ini membuat laki-laki melakukan pekerjaan di luar kamampuannya dan membuatnya meninggalkan agama. Adapun fitnah yang khusus adalah membuat laki-laki terlalu mencinta dan berlebihan dalam menikmati kebersamaan sehingga lupa pada Tuhan.
Akan tetapi, tidak semua perempuan itu menjadi fitnah. Bahkan, sebagian perempuan adalah pelita jiwa. Syaikh al-Mubarakfuri mengatakan, perempuan itu memang fitnah, tapi tidak semua. Perempuan salehah adalah permata dunia.
Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani juga menegaskan dalam Fath al-Bârî, tidak semua perempuan itu fitnah. Bahkan ada perempuan yang menjadi sumber kebahagiaan. Hal ini diperkuat oleh hadis berikut:
“من سعادة ابن آدم ثلاثة: المرأة الصالحة، والمسكن الصالح، والمركب الصالح. ومن شقاوة ابن آدم ثلاثة: المرأة السوء، والمسكن السوء، والمركب السوء
“Termasuk kebahagiaan anak Adam ada tiga; perempuan salehah; rumah bagus, dan kendaraan yang baik. Termasuk kehancuran anak Adam ada tiga; perempuan yang tidak salehah; rumah yang buruk, dan kendaraan yang jelek.” (HR. al-Hakim)
Imam as-Subuki juga mengatakan, perempuan itu sumber fitnah dan mala petaka hanya jika melahirkan permusuhan dan fitnah. Tidak ada satu pun ulama yang mengatakan bahwa perempuan berperan mendatangkan fitnah karena dia seorang perempuan.
Bisa difahami, perempuan itu menjadi fitnah karena perbuatan dan kelakukannya. Bukan karena gendernya. Perempuan yang melanggar nilai-nilai agama, bisa menjadi fitnah. Perempuan yang taat beragama, bisa menjadi pendorong menuju surga.
Menjadi Laki-Laki Tangguh
Jika kita baca penjelasan para ulama, maka hadis “perempuan itu fitnah” khitabnya untuk laki-laki. Jika pada saat itu, orang yang menjadi lawan bicara nabi perempuan, maka akan berbeda pula. Artinya, Rasulullah mewanti-wanti pada kaum laki-laki jangan sampai berdosa gara-gara perempuan, pun begitu sebaliknya. Hal ini juga menunjukkan bahwa laki-laki memang sering berbuat dosa, maka dari itu Rasul mengingatkan.
Imam Ibnu Jauzi mengatakan dalam Kasyf al-Musykil, manusia memang memiliki banyak syahwat indrawi. Tetapi, manusia memiliki akal sebagai pengendali. Akal butuh taufiq (pertolongan Allah) agar tidak kalah.
Tentu taufiq itu harus kita usahakan. Misalnya, menjaga pandangan, tidak berduaan dengan lain mahram, dan meningkatkan spiritual. Semakin baik spiritual kita, semakin kuat keimanan kita. Karenanya, jika ada laki-laki berdosa, jangan hanya menyalahkan perempuan, laki-laki juga patut disalahkan.
Tetapi, masalah dosa ini tidak perlu menyalahkan siapa-siapa. Sebab, yang terpenting adalah kita semua tehindar dari dosa. Baik laki-laki atau perempuan. Sebab surga dan neraka tidak melihat gender. Yang banyak pahalanya, masuk surga. Yang banyak dosanya, masuk neraka.
Maka, kita perlu merenungi lagi hadis di atas. Hadis tersebut mengajak kepada para perempuan untuk menjadi perempuan salehah, sekaligus para laki-laki agar menjadi lelaki yang saleh. (AN)