Banyak perempuan mulia nan istimewa, namun hanya Maryam binti Imran yang Allah sebutkan namanya dalam kitab suci umat Islam. Nama Maryam tercantum sebanyak 34 kali dan tersebar dalam 11 surat. Bukan hanya itu, nama Maryam bahkan dijadikan sebagai nama salah satu surat.
Siapa sebenarnya Maryam binti Imran? Mengapa ia begitu istimewa hingga namanya diabadikan dalam Al-Qur’an?
Maryam adalah perempuan shalehah yang terlahir dari garis keturunan mulia, yakni keluarga Imran yang kisahnya terjaga dalam Al-Qur’an. Bahkan keluarga Imran juga menjadi salah satu nama surat, yakni Alu ‘Imran. Allah Swt dengan gamblang menyatakan bahwa keluarga Imran adalah keluarga yang terpilih.
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِين
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (QS Alu Imran:33)
Dari keluarga Imran lahirlah keturunan-keturunan shaleh yang menjadi para nabi. Sejak istri Imran mengandung, ia bahkan telah menadzarkan anak yang dikandungnya untuk Allah Swt. Maka lahirlah Maryam yang telah Allah jamin kesuciannya. Dari rahim Maryam lahirlah Isa As. Paman Maryam juga merupakan seorang nabi, yakni Nabi Zakariya yang anaknya juga diangkat menjadi nabi, yakni Nabi Yahya As.
Maryam binti Imran adalah perempuan taat, tegar dan bertakwa, setiap hari ia mengisi waktunya untuk beribadah. Karena ketaatannya itulah Allah Swt memilihnya untuk menjadi ibunda Nabi Isa As. Namun Maryam mengandung Nabi Isa As tanpa seorang suami, melainkan Allah tiupkan ruh Nabi Isa ke dalam rahimnya, hal ini untuk menunjukkan kebesaran Allah Swt. Sebagaimana firman-Nya dalam surat at-Tahrim ayat 12:
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ
dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.
Saat mengandung Nabi Isa As, Maryam mendapatkan tuduhan dusta dari kaum Bani Israil, mereka menuduh bahwa Maryam telah berzina. Dengan tegar Maryam menghadapi cobaan itu. Ia pun menyendiri ke suatu tempat di sebelah timur, ia juga berjuang sendiri dari sakitnya melahirkan. Saking sakitnya ia bahkan berkata “Aduhai alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dilupakan”.
Namun Allah Swt senantiasa menolongnya, Allah Swt menyelamatkannya saat melahirkan, bahkan dari pohon kurma yang disandarkan Maryam jatuhlah kurma-kurma yang masak untuk menjadi makanannya.
Selain Maryam, tidak ada seorang perempuan pun yang Allah sebutkan namanya dalam Al-Qur’an. Hal ini untuk menunjukkan bahwa tidak ada lagi perempuan yang akan mengalami kejadian seperti Maryam, yakni melahirkan anak tanpa disentuh laki-laki.