Surah Yunus (Arab: ينوس , Yūnus, “Nabi Yunus”) merupakan surah ke 10 dalam al-Qur’an, namun dalam mushaf Ustmani surah tersebut diletakkan pada urutan surah ke-51 setelah surah al-Isra’, ada juga yang berpendapat surah tersebut merupakan surah ke-17 sebelum surah Hud atau surah ke-11. Tetapi yang mashur surah Yunus adalah surah ke-10 dan seluruh ayatnya yang berjumlah 109 masuk dalam juz ke-11.
Surah Yunus digolongkan ke dalam surah Makkiyyah, karena seluruh ayatnya yang berjumlah 109 tersebut diturunkan sewaktu Nabi Muhammad Saw belum hijrah ke Madinah, terkecuali ayat 40,94, dan 95 ketiga ayat tersebut diturunkan setelah Nabi hijrah ke Madinah. Selain itu surah Yunus ada yang menggolongkan ke dalam surah al-Mi’atun (surah yang memiliki ayat seratusan), namun ada juga ulama yang menggolongkannya ke dalam golongan tujuh surah terpanjang “as-Sab’u at-Thiwal”.
Penamaan Surah tersebut dengan nama Yunus itu hanya symbol saja bukan berarti dalam surah tersebut seutuhnya menjelaskan dan menerangkan kisah kenabian Yunus As. kata “Yunus” dalam surah tersebut hanya terdapat dalam ayat ke-98, namun ayat tersebut merupakan bagian terpenting sehingga pantas dijadikan sebuah nama sebagai symbol. Adapun kisah terpanjang yang tertera dalam surah tersebut adalah kisah Nabi Musa As dengan Bani Israil yang merupakan kaumnya.
Isi kandungan dalam surah Yunus, yaitu:
Dalam surah Yunus menjelaskan tetang keimanan akan Al-Qur’an sebagai kalamullah bukan sihir, Allah sebagai Tuhan pencipta dan pengatur seluruh alam semesta, Allah adalah Tuhan yang Esa dan tidak berkembang biak, dan Allah menjelaskan alam ghaib melalui firman-Nya.
Dan penjelasan tentang penentuan tahun dan waktu baik berdasarkan peredaran bumi terhadap matahari atau penentuan tahun berdasarkan peredaran bulan atas bumi, juga menjelaskan hukum orang-orang yang mendustakan akan firman-Nya yang telah diwahyukan kepada Rasul-Nya.
Selain tentang masalah keimanan dan penjelasan tentang hukum, dalam surah Yunus juga tercantum akan kisah-kisah umat terdahulu, diantaranya kisah akan Nabi Nuh As dengan umtanya, Nabi Musa As dengan segala permasalahan Bani Israil dan perlawanannya terhadap raja Fir’aun dengan para tukang sihirnya, dan kisah Nabi Yunus As yang meninggalkan umatnya lalu kembali lagi berdakwah kepada umatnya setelah mengalami peristiwa yang belum pernah terjadi sebelum atau sesudahnya di seluruh muka bumi ini.
Dan yang keempat anjuran agar manusia selalu ingat akan segala kenikmatan yang dianugrahkan kepadanya baik disaat senang ataupun susah, karena itu semua aka nada balasannya di hari pembalasan nanti, dan lain sebagainya.
Disarikan dari al-Qura’an dan Terjemah Waqaf dari Pelayan Dua Tanah Suci.