Anies Baswedan menerapkan langkah yang jitu di tengah merangseknya angka Covid-19 di Indonesia, apalagi DKI Jakarta ternyata masih jadi epistentrum tertinggi penularan Covid-19. Saat ini, di DKI saja, terjadi kenaikan 1.450 orang baru terjangkit Covid-19.
“Tidak banyak pilihan Jakarta menarik rem darurat sesegera mungkin,” ujar Anies Baswedan dalam konferensi pers.
Ia juga mengatakan, keputusan ini sulit tapi harus dilakukan mengingat tampaknya publik di era new normal dan PSBB transisi justru membuat segalanya tampak ambyar. Masyarakat seakan tidak peduli dan kasus Covid-19 dilihat sebagai angka belaka.
“Ini butuh koordinasi perhubungan dan tetangga Jabodetabek. Dan, insya Allah besok kita koordinasi pelaksanaan fase pengetatan di hari ke depan. Kita masih miliki waktu saya harap pengelola perkantoran bersiap melakukan pembatasan,” kata dia.
Angka kumulatif kasus positif Covid-19 terbanyak dengan 51.287 tribu orang. Meningkat 1.450 orang per hari ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 38.226 orang dinyatakan sembuh dan 1.365 orang meninggal dunia.
Sampai hari ini (8/9), kasus aktif atau pasien positif Covid-19 yang dirawat dan isolasi sebanyak 11.696 orang. Sementara itu jumlah orang yang dites dengan metode PCR dalam satu pekan terakhir sebanyak 55.424 orang atau telah berada di atas target WHO untuk Jakarta minimun melakukan tes 10.645 orang per pekan.
Dari deretan angka tersebut, apakah didukung banyak pihak? Tidak segampang itu. Ternyata, banyak yang menilai, keputusan ini hanyalah akal-akal Anies Baswedan belaka usai Jokowi mengeluarkan pernyataan terkait pemerintah yang mulai-ehm, fokus di kesehatan selama Covid-19 ini karena tampaknya, gaung ekonomi yang sering digembar-gembarkan oleh Presiden lunglai di bawah ketiak pandemi.
Meski begitu, langkah Anies Ini, katanya, hanyalah akal-akalan untuk lagi-lagi dilihat oleh media, sebuah langkah pencitraan semata. Toh, selama ini, entah PSBB, PSBB transisi maupun-ehm, PSBB Perjuangan sekalipun tidak pernah ada tindakan yang keras dan membuat efek jera publik.
Mungkin, inilah yang membuat publik ragu. Meski begitu, banyak juga yang mendukung langkah Anies ini dan memang rasional mengingat DKI Jakarta haruslah jadi percontohan. Tapi, faktanya, bahkan tenaga medis dan rumah sakit dikabarkan akan kolaps dengan kian meningkatnya jumlah korban Covid-19.
Eh tapi, omong-omong, dulu ada istilah Covidiotpara Covidiot–istilah yang ramai di netizen untuk menyebut mereka yang abai/tidak peduli terhadap virus ini–sekarang mereka ke mana ya saat ini?
Oh, pastinya covidiot ini kian sering jalan-jalan, tidak peduli pakai masker atau jaga jarak dan tetap nganggep virus ini konspirasi belaka. Terkutuklah…