Selama hidup di dunia, manusia akan senantiasa mengalami banyak cobaan berupa kesusahan, ujian dan musibah. Mengapa demikian? Pasalnya, Allah memberikan umat-Nya kesulitan dan berbagai cobaan untuk menguji keimanan para hamba-hambanya. Allah menyebutkan alasannya dalam surat Al-Mulk ayat 2, “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Q.S. Al-Mulk: 2)
Selain itu, Allah juga berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 2-3. Allah berfirman, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Q.S. Al-Ankabut: 2-3)
Meski demikian, umat Islam dapat berdoa untuk mencegah datangnya musibah. Bacalah doa “Bismillaahil ladzii laa yadlurru ma’as mihi syai’un fil ardli walaa fis samaa’i wahuwas samii’ul ‘aliim.” Yang artinya, “Dengan nama Allah, dengan nama-Nya tidak akan berbahaya sesuatu yang ada di bumi maupun yang ada di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Bacalah doa tersebut sebanyak tiga kali di waktu pagi dan petang. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis, “Siapa yang membacanya tiga kali di pagi hari tidak akan menderita musibah sebelum petang hari, dan siapa pun yang membacanya tiga kali di malam hari tidak akan disusul oleh bencana sebelum pagi.” (HR. Abu Dawud)
Selain itu Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca ‘Bismillaahil ladzii laa yadlurru ma’as mihi syai’un fil ardli wala fis samaa’wahuwas samii’ul ‘alim’ (Dengan nama Allah, dengan nama-Nya tidak akan berbahaya sesuatu yang ada di bumi maupun yang ada di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka tidak akan ditimpa musibah mengejutkan hingga malam hari dan barangsiapa membacanya di waktu sore maka tidak akan ditimpa musibah mengejutkan hingga pagi hari jika Allah menghendaki.” (HR. Ahmad)
Lalu bagaimana jika musibah telah menimpa? Allah senantiasa memberikan jawaban dan solusi bagi para hamba-Nya saat sedang ditimpa musibah. Umat Islam hendaknya bertaubat kepada Allah saat tertimpa musibah. Imam Ibnul Qayim RA berkata, “Tidaklah suatu bala’ turun melainkan karena dosa, dan tidaklah bala’ tersebut akan diangkat melainkan dengan taubat.” (Mausu’ah Nadhrotin Naim, 1:18)
Kedua, umat Islam hendaknya tidak melakukan kesyirikan. Allah berfirman, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. (Syaratnya) mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun…” (QS. An-Nur: 55)
Ketiga, dalam kondisi tertimpa musibah hendaknya umat Islam senantiasa beristighfar. Allah tidak akan mengadzab hamba-Nya apabila hamba-Nya senantiasa beristighfar. Sebagaimana Allah berfirman dalam ayat berikut, “Dan tidaklah Allah mengadzab mereka selama mereka senantiasa beristighfar.” (QS. Al-Anfal: 33)
Demikianlah doa yang hendaknya diamalkan oleh umat Islam untuk mencegah datangnya musibah yang sewaktu-waktu bisa menimpa mereka. Lalu apabila musibah telah menimpa, hendaknya umat islam senantiasa bertaubat kepada Allah, meninggalkan kesyirikan dan senantiasa beristighfar kepada Allah. Niscaya, musibah tersebut akan segera diangkat oleh Allah.