Tujuan diciptakannya manusia tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah SWT dan agar ibadahnya diterima harus memenuhi rukun dan syarat-syaratnya.
Abu al-Lais al-Samarkandi dalam kitab Tanbih al-Ghafilin mengutip perkataan sebagian orang yang bijaksana yang menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus dipenuhi agar amalannya diterima oleh Allah, yaitu:
Pertama, sebelum memulai sebuah amalan atau perintah maka yang perlu didahulukan adalah mengetahui ilmunya terlebih dahulu. Imam Al-Ghazali pernah berkata: ilmu bagaikan seorang imam, sedangkan amalan sebagai makmumnya. Maka penting kiranya mendasari segala perbuatannya dengan ilmu agar diterima.
Kedua, ketika memulai apapun harus diawali dengan niat yang benar, karena niat sebagai motivasi yang mendasar, agar lebih bermakna. Hal ini seperti Hadist Nabi yang berbunyi:
ﻗﺎﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ:ﺇﻧﻤﺎ اﻷﻋﻤﺎﻝ ﺑﺎﻟﻨﻴﺎﺕ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻟﻜﻞ اﻣﺮﺉ ﻣﺎ ﻧﻮﻯ
Artinya, “Nabi bersabda: sesungguhnya sahnya sebuah amalan harus didasari oleh niat, dan seseorang akan dibalas sesuai dengan niat yang ia lakukan.”
Ketiga, harus sabar dalam menjalankan sebuah perintah atau amalan sehingga terwujud sebuah ketenangan.
Keempat, setelah selesai dalam beramal, harus ikhlas, jangan sampai menghancurkan amalan tadi dengan perbuatan yang merusaknya, seperti al-Mannu (selalu menyebut atau mengingat kembali pemberian kepada orang lain), ataupun dari penyakit hati yang lain.
Sebelum dan sesudah kita harus memenuhi keempat hal ini agar amalan diterima, dan membawa dampak positif untuk diri kita.