Organisasi Khilafatul Muslimin membuat heboh dunia media sosial. Hal itu terjadi setelah akun Twitter Jhon Sitorus (@Miduk17) mengunggah sebuah video konvoi sepeda motor yang dilakukan oleh sekelompok orang berpakaian hijau yang membawa atribut bendera bertulisakan lafal La ilaha illa Allah hingga poster bertuliskan “Sambut kebangkitan Khilafah Islamiyah”.
Sekelompok orang tersebut diketahui berasal dari organisasi Khilafatul Muslimin. Keterangan ini didapatkan langsung dari Amir untuk wilayah DKI Jakarta, Abudan. Ia secara terang-terangan mengakui bahwa organisasinya yang berada di balik konvoi tersebut. Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu 29 Mei 2022 di daerah Cawang, Jakarta Timur.
Lalu, apa sebenarnya organisasi Khilafatul Muslimin? Bagaimana sejarah dan latar belakang berdirinya organisasi tersebut?
Khilafatul Muslimin adalah satu dari banyak organisasi yang memiliki ide mendirikan negara Islam dengan sistem khilafah. Organisasi ini didirikan pada 18 Juli 1997 yang ditandai dengan dicetuskannya sebuah konsep yang disebut dengan “Maklumat Khilafatul Muslimin” oleh Abdul Qadir Hasan Baraja.
Dalam laman resmi mereka, khilafatulmuslimin.net , disebutkan bahwa organisasi ini didirikan dengan tujuan mewujudkan cita-cita (sebagian) umat Islam, yakni tegaknya (kembali) pemerintahan Islam (khilafah Islamiyah). “Pelantikan” Hasan Baraja sebagai pemimpin mereka dilakukan pada tahun 1999.
Masih di laman yang sama, disebutkan bahwa latar belakang pendirian organisasi tersebut adalah adanya fakta bahwa usaha-usaha untuk menegakkan kembali khilafah belum memperoleh hasil yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan usaha yang dilakukan masih sebatas melalui kongres maupun konferensi, sehingga diperlukan tindakan nyata, bukan hanya wacana. Dan mereka terdorong untuk memulainya.
Khilafatul Muslimin tercatat pernah menyelenggarakan kongres pada 5-7 Agustus 2000 di Yogyakarta. Kongres tersebut dihadiri oleh sejumlah umat Islam, tidak hanya dari dalam namun juga luar negeri. Dalam kongres tersebut, mereka menegaskan kembali tujuan menegakkan Syari’at Islam. Selain itu, Hasan Baraja mengusulkan pergantian khalifah, sayangnya pengikutnya lebih memilihnya untuk melanjutkan kepemimpinan.
Pusat “kekhilafahan” mereka terletak di Lampung. Mereka juga memiliki banyak cabang di beberapa wilayah di Indonesia. Pada 2016, mereka mengklaim telah memiliki 16 wilayah (setingkat provinsi), 68 ummul quro (setingkat kabupaten/kota), dan 310 kemas’ulan di Indonesia. (Prihandono, 2020)
Dalam menjalankan pemerintahannya, Khilafatul Muslimin menggunakan masjid sebagai pusat pemerintahan sekaligus aktivitasnya. Mereka mengklaim bahwa hal tersebut meniru cara yang dilakukan oleh Rasulullah semasa memimpin umat Islam dahulu, yakni menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas, tidak hanya untuk tempat ibadah. (Ilham Mundzir, 2013)