Kontroversi Lagu Ya Tabtab Saat Dinyanyikan Nissa Sabyan: Lagu Arab Tidak Selalu Lagu Religi

Kontroversi Lagu Ya Tabtab Saat Dinyanyikan Nissa Sabyan: Lagu Arab Tidak Selalu Lagu Religi

Masih banyak yang salah paham ketika mendengarkan lagu Arab. Dipikir muatan lagu Arab akan auto membawa misi dakwah. Ini terjadi dengan lagu “Ya Tabtab”.

Kontroversi Lagu Ya Tabtab Saat Dinyanyikan Nissa Sabyan: Lagu Arab Tidak Selalu Lagu Religi

Sudah sangat mafhum bahwa bulan Ramadan mengandung keberkahan bagi siapapun yang bergembira dan bisa melaksanakan ibadah Ramadan dengan hati tulus dan ikhlas. Keberkahan Ramadan juga selalu dirasakan oleh para penyanyi lagu religi, di mana eksistensi mereka di bulan Ramadan akan meroket secara drastis. Para penyanyi religi akan meraup banyak popularitas dan undangan menyanyi di banyak kesempatan.

Penyanyi Indonesia yang cukup eksis membawakan lagu religi di antaranya adalah Nissa Sabyan. Lantunan lagu “Deen Assalam” dinilai cukup hits di tahun kemarin dan sanggup meraup pundi-pundi uang. Tahun ini selain Sabyan mengcover lagu “Aisyah Istri Rasulullah”, ia juga aktif membawakan lagu-lagu Arab, walaupun tidak semua lagu yang dibawakannya membawa misi dakwah/agama. 

Sebagaimana lagu-lagu orkes gambus yang sering membawakan lagu Arab yang tidak selalu religi, pun Sabyan yang terkadang membawakan lagu Arab non-religi. Sebagaimana yang belakangan viral di youtube, ketika meng-cover lagu Arab berjudul “Ya Tabtab”, ia seolah menikmati lagu tersebut sampai harus berjoget-joget kecil. Kesan bahwa bahasa Arab yang disampaikan mengandung misi dakwah Islam khusus yang disampaikan kepada para pendengarnya.

Seperti diketahui, lagu “Ya Tabtab” merupakan lagu Nancy Ajram, penyanyi Kristen kelahiran Lebanon dengan video klip lagunya yang terkadang cukup sensual. Beberapa lagu Nancy seperti “Akhasmak Ah”, “Ya Salaam”, “Ah w Noss” terbilang sukses di pasaran dan lagu-lagunya pun cukup nyaman di telinga. Produk lagu Nancy memang disukai kalangan muda di Arab dan luar Arab, Muslim ataupun non-Muslim.

Lebih jauh, lagu Nancy berjudul Ya Tabtab yang dicover oleh Sabyan adalah lagu yang menceritakan tentang kegalauan seorang perempuan terhadap pacarnya yang terkadang egois. Dalam lagu tersebut, si perempuan berharap bahwa sang pacar bisa lebih bijak dalam membangun hubungan dengannya. Perempuan atau dirinya kadang moody. Tidak selalu bisa mencurahkan perhatianya secara total kepada sang pacar. 

Maka dari itu, harapan si perempuan adalah sang pacar bisa lebih wise dalam membangun harmoni hubungan keduanya. Walaupun sang pacar terkadang egois, sang perempuan sesungguhnya sangat mencintainya. 

Berikut ini terjemahan lirik lagu “Ya Tabtab”:

Pergi dan katakanlah kalau aku tak selalu ceria

terkadang aku marah dan terkadang aku merelakan mataku untukmu

Siapa yang bisa tahan dengan kondisi seperti ini?

Ini membuatku muak dan kesal (2x)

Antara aku tepuk, atau memanjanya?

atau dia akan mengatakan [bahwa] aku telah berubah

Aku kesal dan geram

Yang diperdulikan hanya ego/kesenangannya sendiri (2x)

Dia menuduhku berubah

dan tingkah lakunya seperti anak kecil

hatiku sangat bingung kepadanya

tapi aku sangat mencintainya, cinta mati padanya

Karena itulah, aku tetap akan bersabar bersamanya begitu lama (2x)

Pergi dan katakanlah kalau aku tak selalu ceria

terkadang aku marah dan teerkadang aku merelakan mataku untukmu

Siapa yang bisa tahan dengan kondisi seperti ini?

ini membuatku muak dan kesal (2x)

Hingga kini masih banyak yang salah memahami bahwa ketika mendengarkan lagu Arab, prasangka bahwa muatan konten lagu adalah membawa misi dakwah, atau orang menganggapnya selawatan.

Bahkan pada acara keagamaan pun, atau bahkan pada agenda-agenda hari besar Islam, lagu Arab non-religi diputar secara keras. Seolah-olah asal sudah berbahasa Arab, lagu itu adalah selawat atau doa.

Padahal, penyanyi Arab tidak semua beragama Islam. Maka jika kita melihat video klip lagu-lagu Arab, misalnya lagu Nancy Ajram, kita akan mendapati bahwa narasi liriknya bisa sangat romantis dan kadang juga sampai pada level “hot”. Muslim atau non-Muslim seorang penyanyi di Arab, dia akan dituntut profesional terhadap kerja keartisannya.

Lagu religi jelas akan mendakwahkan semangat spiritualitas yang tinggi. Ia “seperti” posisi mubasyyir (pemberi kabar gembira berupa surga kepada masyarakat yang menjalankan dengan baik agamanya) dan munadzdzir (pemberi kabar buruk berupa siksa Tuhan bahwa yang abai dengan perintah Tuhan akan mendapatkan siksa). 

Walaupun tidak mutlak harus demikian, tetapi di agama apapun lagu religi pasti diorientasikan demikian. Artinya, lagu religi semestinya mendakwahkan kabar keagamaan atau berbagai nasihat kehidupan sesuai dengan tuntunan agama, sebagaimana kita mengetahui konten dakwah yang ada dalam bait-bait shalawat, qasidah dan berbagai syair pujian keagamaan lainnya.