“Kamu pakai kontrasepsi apa, Jeng?”, “Anu, ini pil KB. Berat badanku jadi naik,” percakapan singkat dan serupa sering saya dengar di sekitar.
Kesadaran pemakaian kontrasepsi yang untuk merencanakan kehamilan di negara berkembang seperti Indonesia ini tentu patut diapresiasi. Masih ada beberapa anggapan seperti ‘Pakai KB itu menolak rezeki’. Padahal kontrasepsi ada agar kehidupan lebih sejahtera dan meminimalisasi kehamilan yang tidak diinginkan terjadi.
Salah satu resiko dari padatnya jumlah penduduk adalah lahan berkurang, lapangan pekerjaan terbatas, masalah lingkungan yang berpengaruh kepada kualitas penduduk menjadi alasan perlunya laki-laki dan perempuan menggunakan kontrasepsi.
Kampanye di sosial media dan sosialisasi secara langsung oleh tenaga kesehatan membuat orang perlahan sadar pentingnya kontrasepsi dan mengaburkan stigma buruk darinya. Hanya saja, kontrasepsi masih sering hanya dibebankan kepada perempuan saja, padahal aktivitas seksual dilakukan bersama pasangan.
Pemakaian kontrasepsi perlu didiskusikan antara laki-laki dan perempuan untuk mencapai keputusan terbaik, aman, dan keduanya merasa nyaman. Kontrasepsi yang hanya dibebankan kepada satu pihak bisa saja mengganggu aktivitas keseharian, seperti menstruasi tidak teratur, penambahan berat badan drastis, mual, nyeri payudara, sakit kepala, perubahan mood, dan sebagainya.
Risiko-risiko dari masing-masing kontrasepsi perlu dipahami dan didiskusikan bersama pasangan. Antara suami dan istri harus sama-sama pengertian, empati, dengan penuh kasih sayang, dan pertimbangan ketika memilih kontrasepsi.
Pilihan kontrasepsi di era modern ini semakin beragam, tidak menyulitkan, tidak menakutkan. Laki-laki juga bisa, lho memilih variasi kontrasepsi sesuai kebutuhan dan risiko yang bisa ditoleransi. Apa saja contoh alat kontrasepsi untuk laki-laki?
Kondom
Alat kontrasepsi ini mudah kita temukan di apotek, minimarket, swalayan, dan sebagainya. Ketika orang mengakses kontrasepsi ini, sering dipandang ‘nakal’ dan stigma ‘pergaulan bebas’. Padahal, kondom merupakan kontrasepsi yang mudah digunakan, minim risiko, tanpa resep dokter, dan bisa mencegah penyakit menular seksual. Padahal, orang yang sadar mengakses kontrasepsi merupakan cara dia bertanggung jawab dengan tubuhnya dan orang lain.
Kondom perlu disimpan di tempat yang kering dan dingin, hindari menaruh di dompet untuk meminimalisasi risiko gesekan, serta memeriksa tanggal kedaluarsa pada kondom. Kondom punya beragam model dan bentuk yang mana bisa disesuaikan dengan keperluan suami dan istri.
Vasektomi
Vasektomi merupakan prosedur bedah kecil yang biasanya permanen dengan memotong dan menutup tabung yang dilewati sperma dari testis, tempat sperma diproduksi. Vasektomi merupakan prosedur rawat jalan yang aman dan tidak mempengaruhi ejakulasi laki-laki.
Stigma mengenai vasektomi yang masih dianggap sebagai bentuk pengebirian, mempengaruhi kekuatan pria, dan meningkatkan peluang suami tidak setia kepada pasangan itu perlu disingkirkan.
Bagi yang masih ingin memiliki momongan, Vasektomi ini tidak dianjurkan, karena mempunyai kekurangan, seperti tidak memiliki keturunan lagi, selain itu berisiko kecil pembengkakan, pendarahan, infeksi, dan komplikasi.
Suntik Testosteron
Suntik testosteron bisa menurunkan hormon yang mengatur produksi sperma dalam tubuh. Kontrasepsi yang satu ini bisa menurunkan jumlah sperma. Suntik testosteron memiliki efek samping yaitu muncul jerawat serta perubahan seksual karena testosteron mengatur libido.
Gel Testosteron
Gel testosteron bisa merangsang hormon gonadotropin berhenti bekerja, menstimulasi penurunan produksi sperma. Gel ini dioleskan di lengan serta bahu. Sebelum mengoleskannya perlu mempertimbangkan risiko dan manfaat, digunakan dengan resep dokter, serta perlu dihindari oleh pemilik alergi.
Kontrasepsi laki-laki jenis ini punya efek samping berupa hasrat seksual menurun serta masalah pada ejakulasi.
Pil KB
Selama ini, pil KB (Keluarga Berencana) hanya populer untuk perempuan. Tak perlu khawatir, laki-laki juga memiliki Pil KB yang masih berada di tahap uji klinis dan belum dijual secara bebas dan meluas.
Pil KB laki-laki memiliki kandungam molekul stereoid yang membantu menekan produksi sperma. Melansir dari BBC Indonesia, pil dapat diminum satu jam sebelum melakukan hubungan seksual serta mengawasi jam kapan efek tersebut akan hilang. Pil KB akan membuat pasangan bisa membuat keputusan sehari-hari dalam mengontrol kesuburan mereka.
Senggama Terputus (Coitus Interruptus)
Senggama terputus dilakukan dengan menarik keluar penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi (Dalam bahasa fikih disebut azl). Menurut nhs.uk, coitus interruptus bukan merupakan jenis kontrasepsi meski sering disebut kontrasepsi tradisional atau alami. Hal ini karena sperma bisa keluar sebelum ejakulasi. Senggama terputus tidak efektif karena kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan bisa terjadi.
Ternyata pilihan kontrasepsi pada laki-laki cukup beragam. Apapun pilihan kontrasepsinya, baiknya tetap memakai kondom untuk menghindari penyakit menular seksual.
Kontrasepsi itu banyak manfaatnya, seperti untuk merencanakan keinginan punya anak kapan/tidak ingin memiliki anak, peduli terhadap kesehatan mental diri dan pasangan, juga bisa mencegah terjadinya penyakit menular seksual yang bisa terjadi kepada siapa saja dan kapan saja.
Sebelum memilih, pasangan perlu memahami dan mempertimbangkan kelebihan serta risiko yang bisa diterima. Selain itu, suami dan istri tidak perlu tabu dan sungkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.
(AN)