Akhir-akhir ini beberapa orang terkadang antipati terhadap orang yang berbeda keyakinan. Sikap seperti itu nampaknya bermuara kepada kehidupan bermasyarakat antar ummat beragama, khususnya antara muslim dan non muslim. Bahkan termasuk dalam hal saling berbagi doa.
Kenyataan hari ini nampaknya berbanding terbalik dengan kehidupan Rasulullah di zamannya. Rasulullah yang kita yakini kepatutan akhlaknya untuk kita teladani nyatanya memberikan contoh yang sulit kita fahami.
Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa Rasulullah Saw dengan ikhlas mendoakan non-muslim.
Dalam riwayat at-Tirmidzi mengutip sebuah kisah yang dinukil dari Abu Musa al-Asy’ari bahwa Rasulullah Saw selalu mendoakan non muslim agar senantiasa diberikan hidayah oleh Allah Swt.
Suatu hari saat Rasulullah Saw bersama dengan seorang Yahudi, seorang Yahudi tersebut bersin di samping Rasul. Tingkah Yahudi tersebut bukan tanpa maksud, Yahudi tersebut bersin di samping Rasul agar Rasul mendoakannya dengan “yarhamukallah” (semoga Allah memberimu kasih sayang.”
Rasulullah ternyata bersikap di luar dugaan Yahudi, bahkan mungkin orang-orang seperti kita, ketika ada orang non-muslim bersin, kita belum tentu akan mendoakan mereka sebagaima kita mendoakan saudara muslim kita yang lain ketika bersin.
Ternyata Rasulullah Saw berbeda. Beliau mendoakan orang Yahudi tersebut dengan doa “Yahdiyakumullah wa yushlihu baalakum.” (Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki kehidupan mu).
Tidak hanya kisah di atas, Imam Nawawi melalui riwayatnya dari kitab Ibn Sina mengisahkan bahwa pada saat itu Rasulullah Saw meminta minum kepada seorang Yahudi. Kemudian Yahudi tersebut memberikan minumnya kepada Rasulullah Saw.
Melihat kebaikan seorang Yahudi kepadanya, Rasulullah Saw tak lantas acuh dan berlalu begitu saja meninggalkan Yahudi tersebut. Dengan sikapnya yang indah, Rasulullah mendoakan orang Yahudi tersebut, “Jamalakallah!” (semoga Allah memperindah dirimu).
Kisah tersebut disebutkan Imam an-Nawawi dalam kitab al-Adzkar an-Nawawi. Bahkan disebutkan oleh an-Nawawi bahwa orang Yahudi tersebut tidak memiliki uban sampai ia meninggal setelah didoakan Rasulullah Saw.
Dari kisah tersebut, Imam Nawawi berpendapat bahwa diperbolehkan mendoakan non-muslim dengan doa-doa yang bersifat duniawi. Misalnya, doa agar diberikan petunjuk, doa kesehatan, banyak rezeki dan lain sebagainya.
Wallahu A’lam