Membuat seseorang mendapatkan hidayah dan mau memeluk Islam bukanlah perkara yang mudah. Tentu dibutuhkan sebuah kesabaran dan juga kegigihan untuk membuat seseorang tersadar dan mau mengucapkan syahadat untuk memeluk agama Islam. Hal itu pula yang terjadi pada seorang wanita Quraisy yang bernama Ummu Hakim binti Al Harits. Ia begitu sabar dan gigih dalam membuat suaminya berkenan untuk memeluk agama Islam.
Suami dari Ummu Hakim binti Al Harits bukanlah orang sembarangan yang bisa begitu saja menerima ajaran Islam. Pasalnya suami dari Ummu Hakim binti Al Harits adalah Ikrimah bin Jahal, putra dari Abu Jahal sang pemimpin utama kaum musyrikin. Tak hanya sebagai pemimpin utama kaum musyrikin, Abu Jahal juga sering melakukan penindasan terhadap kaum muslimin, dan menjadi eksekutor saat menjatuhkan berbagai hukuman kepada para kaum muslimin.
Dengan perilaku ayahnya tersebut, Ikrimah pun turut terpengaruh untuk memusuhi Rasulullah SAW dan memusuhi kaum muslimin. Bahkan, Ikrimah pun berani menyiksa kaum muslimin dengan siksaan yang lebih pedih hanya demi memuaskan hati sang ayah yang sangat membenci Islam. Hingga akhirnya pada Perang Badar, Abu Jahal pun terbunuh oleh pasukan muslim. Kematian sang ayah pun membuat kebencian di hati Ikrimah bin Jahal terhadap Islam semakin berkobar.
Dahulu Ummu Hakim binti Al Harits juga sama seperti Ikrimah yang membenci dan memusuhi Islam. Ummu Hakim binti Al Harits bersama para wanita Quraisy lainnya yang menyimpan dendam atas Perang Badar pun bersiap membalaskan dendam mereka dalam Perang Uhud. Pada perang Uhud tersebut, kaum musyrikin pun mendapatkan sebagian dari apa yang mereka inginkan. Hingga kemudian pada penaklukan kota Mekah, pasukan Ikrimah kalah melawan pasukan muslimin dan Ikrimah bin Jahal pun melarikan diri.
Rasulullah SAW kemudian membebaskan dan memaafkan kaum Quraisy setelah mereka kalah dalam penaklukkan kota Mekah. Namun Rasulullah SAW mengecualikan beberapa orang termasuk Ikrimah bin Abu Jahal. Di sisi lain, Ummu Hakim binti Al Harits bersama beberapa wanita Quraisy lainnya berbai’at kepada Rasulullah SAW dan memeluk agama Islam. Tak hanya itu, Ummu Hakim binti Al Harits juga meminta kepada Rasulullah SAW agar memberikan keamanan kepada Ikrimah dan tak membunuh Ikrimah.
Ummu Hakim binti Al Harits berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, Ikrimah telah melarikan diri menuju ke Yaman karena takut engkau akan membunuhnya. Berikanlah keamanan baginya, semoga Allah memberikan keamanan kepadamu.” Rasulullah SAW kemudian pun berkata “Ia telah mendapat keamanan.”
Demi mengislamkan sang suami, Ummu Hakim binti Al Harits pun berangkat menuju Yaman bersama budaknya yang merupakan bangsa Romawi untuk mencari Ikrimah. Ummu Hakim sama sekali tak menghiraukan teriknya panas matahari dan panasnya cuaca di Gurun Sahara demi mencari sang suami. Bahkan di tengah perjalanan Ummu Hakim binti Al Harits juga mendapatkan godaan dari sang budak Romawi yang mengajaknya untuk selingkuh. Bukannya melindungi, sang budak Romawi justru bagaikan serigala yang kelaparan. Untungnya, budak Romawi tersebut berhasil ditangkap oleh penduduk kampung setempat.
Selanjutnya Ummu Hakim melanjutkan perjalanan mencari Ikrimah sendirian dan ia menemukan Ikrimah di tepi pantai daerah Tihamah. Ummu Hakim kemudian berkata, “Wahai putra paman, aku datang dari sisi manusia yang paling mulia yaitu Muhammad bin Abdullah, aku telah meminta keamanan bagimu dan beliau menyetujuinya, janganlah engkau mencelakakan dirimu sendiri.” Ia berkata, “Engkau sendiri yang telah mengatakan kepadanya?” Ummu Hakim menjawab, “Ya, aku yang mengatakan kepadanya, maka ia memberikan kemanan.”
Akhirnya, Ikrimah pun mau kembali ke Mekah bersama Ummu Hakim dan Ikrimah pun berbaiat kepada Rasulullah SAW. Sejak saat itu, Ikrimah bergabung dalam medan perang pasukan muslim bagaikan singa yang haus darah. Tak hanya itu, ia pun menjadi ahli ibadah yang rajin membaca Alquran. Demikianlah perjuangan Ummu Hakim binti Al Harits dalam mengubah Ikrimah yang merupakan putra dari dedengkot kafir untuk menjadi garda terdepan pembela Islam.