Rasulullah SAW sering menggelar majelis ilmu bersama para sahabat. Selain membincang perkara agama, Rasulullah SAW juga seringkali bercerita tentang kisah-kisah para Nabi terdahulu untuk dijadikan sebagai pelajaran. Suatu ketika Rasulullah pernah menceritakan tentang kisah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman yang menjadi hakim dua ibu yang berebut bayi.
Alkisah, terdapat dua orang ibu yang masing-masing dari mereka mempunyai seorang bayi. Kedua ibu itu pergi ke sebuah padang rumput untuk mengurus ladang mereka. Saat mengurus ladang, bayi mereka diletakkan di atas batu besar. Namun tiba-tiba seekor serigala datang dan menerkam salah satu anak mereka. Serigala tersebut kemudian membawa sang anak dan melahapnya.
Betapa tekejutnya kedua ibu tersebut ketika menyadari bahwa salah satu bayi mereka telah dibawa serigala. Maka, seorang ibu yang lebih tua pun berkata kepada ibu yang lebih muda “Sesungguhnya serigala tadi telah membawa anakmu, ini adalah anakku”.
“Tidak, ia justru membawa anakmu, ini adalah anakku”, jawab sang ibu yang berusia lebih muda. Ia sungguh yakin bahwa bayi itu adalah anaknya, dia mengenal betul ciri-ciri anaknya. Namun sang ibu yang lebih tua terus saja menyangkal dan mengatakan bahwa itu adalah anaknya.
Keduanya terus berselisih dan saling berebut bayi yang selamat dari terkaman serigala. Akhirnya mereka memutuskan untuk datang ke Nabi Daud AS dan meminta keputusan darinya.
Maka keduanya mendatangi Nabi Daud AS sambil membawa bayi yang diperebutkan. Mereka pun menceritakan kejadian tersebut kepadanya. Rupanya sang ibu yang lebih tua mampu menyampaikan argumen dengan sangat baik, Nabi Daud AS akhirnya memutuskan bahwa bayi itu adalah bayi sang ibu yang lebih tua.
Betapa bahagianya sang ibu yang lebih tua mendengar keputusan itu, namun ibu yang lebih muda masih saja bersikeras bahwa itu adalah anaknya. Tidak puas dengan keputusan Nabi Daud AS, keduanya lalu mendatangi Nabi Sulaiman AS. Mereka menceritakan kejadian nahas yang telah terjadi dan hendak meminta keputusan darinya.
Di depan Nabi Sulaiman AS, keduanya sama-sama mengaku sebagai ibu tersebut dan tidak ada yang mau mengalah. Maka Nabi Sulaiman pun berkata kepada pelayannya “Berikanlah aku sebuah pisau, akan kubelah anak ini menjadi dua agar keduanya mendapatkan anak ini”. Sang ibu yang lebih tua hanya terdiam mendengar keputusan Nabi Sulaiman AS.
Saat pisau hendak diayunkan ke bayi tersebut, sang ibu yang lebih muda kemudian menangis sambil memohon kepada Nabi Sulaiman AS. “Tolong jangan lakukan itu tuanku, Semoga Allah merahmatimu. Itu adalah anaknya (sambil menunjuk ibu yang lebih tua), itu adalah anaknya. Biarkan anak itu menjadi miliknya. Biarkan ibu itu yang mengurus anak ini”, ucap sang ibu muda sambil menangis.
Karena kasih sayang yang begitu besar kepada bayi di hadapannya, sang ibu muda ini tak sanggup melihat bayi tersebut mati dibelah dua. Meskipun ia sendiri tak tahu milik siapa pemilik bayi itu, biarlah dia mengalah agar anak di hadapannya dapat tetap hidup.
Mendengar ucapan ibu yang lebih muda, Nabi Sulaiman AS akhirnya mengetahui bahwa bayi di hadapannya adalah milik sang ibu muda. Karena seorang ibu sejati tentu saja tak ingin anaknya terluka hanya karena hawa nafsu belaka. Nabi Sulaiman AS pun akhirnya memberikan bayi tersebut kepada ibu yang lebih muda.
Begitulah Allah SWT telah memberikan keutamaan pada Nabi Sulaiman AS. Allah SWT memberikan pemahaman kepada Nabi Sulaiman yang tidak diberikan kepada Nabi Daud AS. Namun bukan berarti Nabi Sulaiman lebih utama dan mulia dibanding Nabi Daud. Karena setiap nabi telah Allah berikan keutamaannya masing-masing.
Allah SWT berfirman:
فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ وَكُلًّا آتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُودَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ وَكُنَّا فَاعِلِينَ
Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat). dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya (QS al-Anbiya: 79)
Kisah ini disarikan dari hadis riwayat Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Nasai dan Imam Ahmad.
Wallahu a’lam bisshowab