Dalam menjalankan misi dakwahnya, Nabi Musa secara bertubi-tubi mendapatkan cobaan dan tantangan yang maha berat. Pertama dari Fir’aun yang mengaku sebagai tuhan dan menyuruh orang-orang untuk menyembahnya. Kedua dari sosok yang punya nama yang sama dengannya, Musa Samiri, yang membuat lembu jantan dan menyeru rakyat Bani Israil untuk menyembahnya. Kemudian yang ketiga dari Qarun.
Qarun adalah umatnya Nabi Musa. Para sejarawan menyebutkan bahwa Qarun adalah anak pamannya Nabi Musa dari jalur kakeknya yang bernama Qahats. Qarun terkenal dengan sebutan an-Nur (bercahaya) lantaran kefasihannya dalam membaca kitab Taurat.
Suatu ketika Allah memerintahkan Qarun untuk berzakat, dimana setiap seribu dinar besaran zakatnya satu dinar. Namun karena menurutnya jumlah tersebut terlalu banyak dia menolak. Qarun bahkan mengumpulkan Bani Israil dan mengatakan: “Musa telah memerintahkan kalian sesuatu maka kalian pasti mengikutinya dan sekarang Musa akan menginginkan harta kalian.”
Bani Israil menjawab, “Bagi kami, engkau Qarun adalah pembesar dan panutan kami. Maka perintahkanlah sesuatu untuk menyelamatkan kami.”
Kemudian Qarun memerintahkan mereka untuk menghadirkan seorang perempuan kotor sebagai umpan guna menuduh Musa telah melakukan zina. Si perempuan itu pun menyetujuinya.
Tak berselang lama, Qarun mendatangi Nabi Musa dan mengatakan, “Kaummu sedang berkumpul sambil menunggu perintah dan larangan darimu.”
Mendengar hal tersebut, Nabi Musa bergegas pergi menuju ke sana. Di tengah-tengah Bani Israil, Nabi Musa berkata, “Siapa pun yang mencuri akan kami potong, siapa pun yang menfitnah akan kami cambuk dan siapa pun yang berzina, jika belum berpasangan maka, akan dicambuk seratus kali dan jika sudah berpasangan akan kami lempari batu sampai mati.”
“Meskipun engkau yang melakukan kamu wahai Musa?” tanya Qarun. Dan Nabi Musa mengiyakan.
Lalu Qarun mengatakan pada orang-orang Bani Israil bahwa Nabi Musa telah berzina dengan seorang perempuan. Mendengar tuduhan tersebut, Nabi Musa meminta didatangkan perempuan tersebut untuk bersaksi.
Ketika perempuan datang, Nabi Musa berkata kepada si perempuan, “Aku bersumpah terhadap dzat yang menurunkan kitab Taurat, apakah benar aku bersamamu telah melakukan apa yang orang-orang katakan?”
“Tidak benar, Musa. Mereka telah berbohong, mereka menjadikanku sebagai alat untuk menuduhmu berzina,” kata sang perempuan. Mendengar jawaban tersebut Nabi Musa bersujud dan meminta do’a adzab untuk mereka. Allah pun berfirman, “Perintahkan bumi seisinya maka dia akan patuh kepadamu.”
Nabi Musa pun berseru, “Wahai bumi, binasakanlah mereka semua.”
*) Dikutip dari buku Qisas al-Anbiya’ karya Syeikh Mutawalli Sya’rawi hal.345.