Setelah kejadian penghinaan terhadap Rasulullah Saw oleh Bani Quraisy, Rasulullah SAW melakukan hijrah ke Thaif. Thaif merupakan sebuah kota di Provinsi Mekkah, Arab Saudi pada ketinggian 1.700 m di lereng Pegunungan Sarawat. Kota ini adalah kota terbesar kedua yang berada di kawasan Hijaz.
Rasulullah menemui salah satu suku ternama di Thaif yaitu suku Bani Tsaqif, suku yang paling dekat dengan Makkah dan masih memiliki hubungan saudara dengan Rasulullah SAW, tepatnya dengan nenek Rasulullah SAW, ibu dari Hasyim bin Abd Manaf.
Rasulullah SAW hijrah dengan ditemani oleh mantan budak beliau, Zaid bin Haritsah. Di sana, beliau menemui para pemuka Bani Tsaqif yaitu Abd Yalil, Mas’ud dan Hubaib, mereka adalah anak-anak ‘Amr bin Umair Ats-Tsaqafy. Nabi meminta pertolongan kepada mereka, tetapi mereka menjawab dengan jawaban kasar.
Setelah permintaan Rasulullah terhadap ketiga pemuka Bani Tsaqif tidak dikabulkan, Rasulullah SAW meminta agar tidak menyiarkan berita kedatangan Nabi ke Thaif kepada orang-orang Mekah. Tetapi permintaan tersebut pun tidak mereka kabulkan. Mereka pun menyiarkan berita kedatangan Nabi kepada kaum kafir Quraisy di Mekah. Selain itu, mereka juga menghasut anak-anak kecil untuk melempari Nabi dengan batu hingga mata kaki Nabi berdarah. Zaid bin Haritsah menjadi benteng Nabi ketika beliau dilempari batu oleh anak-anak kecil.
Setelah itu, Nabi beristirahat di bawah kebun anggur yang bersampingan dengan kebun milik kakak beradik yang bernama Uthbah dan Syaibah. Mereka merupakan sahabat karib Abu Jahal. Sesampainya dikebun tersebut, Nabi berdoa:
اَللُّهُمَّ اِلَيْكَ اَشْكُوْ ضَعْفَ قُوَّتِي، وَقِلَّةَ حِيْلَتِيْ وَهَوَانِيْ عَلَى النَّاسِ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اَنْتَ رَبُّ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ، وَاَنْتَ رَبِّي، اِلَى مَنْ تَكِلُّنِيْ اِلَى بَعِيْدٍ يَتَجَهَّمُنِيْ ؟ اَوْ اِلَى عَدُوٍّ مَلَكْتَهُ اَمْرِيْ ؟ اِنْ لَمْ يَكُنْ بِكَ غَضَبٌ عَلَيَّ فَلاَ اُبَالِيْ وَلَكِنْ عَافِيَتَكَ هِيَ اَوْسَعُ لِيْ، أَعُوْذُ بِنُوْرِوَجْهِكَ الَّذِيْ اَشْرَقَتْ بِهِ الظُّلُمَاتُ، وَصَلُحَ عَلَيْهِ اَمْرُ الدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ مِنْ اَنْ تُنَزِّلَ بِي غَضَبُكَ اَوْ تَحُلُّ بِي سَخَطُكَ، لَكَ الْعَتْبَي حَتَّى تَرْضَي، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّبِكَ
“Wahai Rabb-Ku, kepada Engkaulah aku adukan kelemahan tenagaku dan kekurangan daya upayaku pada pandangan manusia. Wahai Rabb-ku yang Maha Rahim. Engkaulah Robbnya orang-orang yang lemah dan Engkaulah Robb-ku. Kepada siapa Engkau menyerahkan diriku? Kepada musuh yang akan menerkamku, atau kepada keluarga yang Engkau berikan kepadanya urusanku, tidak ada keberatan bagiku asal Engkau tidak marah kepadaku. Sedangkan afiat-Mu lebih luas bagiku. Aku berlindung dengan cahaya muka-Mu yang mulia yang menyinari langit dan menerangi segala yang gelap. Dan atas-Nyalah teratur segala urusan dunia dan akhirat. Dari Engkau menimpakan atas diriku kemarahanMu atau dari Engkau turun atasku adzab-Mu. Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau ridha. Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan Engkau.”
Ditolak oleh pembesar suku di Thaif, bukan berarti Rasulullah gagal mendakwahkan Islam saat hijrah ke Thaif. Doa Rasulullah SAW di atas pun menjadi perantaranya.
Mendengar doa yang Rasulullah SAW panjatkan membuat dua anak Rabi’ah menjadi tersentuh sehingga meminta budak mereka berdua yang bernama ‘Addas untuk memetikkan anggur dan memberikannya kepada Rasulullah SAW. Sebelum Rasulullah memulai menikmata anggur tersebut, Rasulullah mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim. Lalu ‘Addas berkata, “Kalimat tersebut yang biasa diucapkan penduduk negeriku”. Rasulullahpun bertanya, “Dari mana asalmu dan apa agamamu?” kemudian ‘Addas menjawab, “Saya seorang Nasrani dari Niniwe sebuah kota kecil dekat dengan Mosul, Irak.”
Rasulullah berkata, “Daerah tersebut merupakan daerah orang saleh, Yusuf bin Matta.” ‘Addas pun merasa ingin tahu apa yang dimaksud Rasululah SAW, lalu bertanya, “Apa yang kamu ketahui tentang Yunus bin Matta?” Rasulpun menjawab dengan membacakan cerita Nabi Yunus yang terdapat pada Al-Qur’an sampai ‘Addas mendeklarasikan dirinya untuk memeluk agama Islam. (AN)
Wallahu a’lam.
Baca juga tulisan lain tentang Sirah Nabawiyah, Kisah Kehidupan Rasulullah SAW