Jangan pernah meremehkan sebuah amal yang kelihatan sepele. Dalam sebuah hadis Nabi, terdapat kisah seorang lelaki yang mendapat ampunan dari Allah Swt berkat memberi minum seekor anjing.
Alkisah, ada seorang lelaki yang sedang berjalan-jalan ke luar desanya yang berada jauh dari rumah. Di tengah perjalanan, dia merasa kehausan yang sangat mendalam. Lelaki tersebut kemudian melewati sebuah sumur. Setelah melihat sumur yang dilewatinya, ternyata sumur tersebut tidak ada timba untuk mengambil air. Ia pun akhirnya turun ke dalam sumur tersebut untuk minum, sampai hausnya hilang.
Setelah selesai minum, dia pun naik kembali ke atas. Namun sesampainya di atas, dia melihat seekor anjing yang sedang kehausan. Saking hausnya, anjing tersebut menjulurkan lidahnya untuk menjilati tanah yang basah di sekitar sumur tersebut.
Lelaki tersebut kemudian ingat akan dirinya sebelum dia minum, yaitu dalam keadaan yang sangat haus. Ia kemudian merenung, bahwasanya seekor anjing tidak mungkin bisa masuk ke sumur untuk mengambil air dan minum sendiri untuk mengobati hausnya. Di sisi lain, sang lelaki juga berfikir mungkinkah memberi minum anjing itu. Sementara timba untuk mengambil air pun tidak ada. Dia masih merenung bahwa dirinya sudah turun ke sumur untuk minum, namun anjing yang ada di depannya tidak bisa minum jika airnya tidak disuguhkan di depannya.
Akhirnya, karena tidak ada jalan lain untuk mengambil air. Ia pun melepas sepatunya dan turun ke sumur. Ia membawa sepatunya dengan mulut untuk turun ke sumur guna mengambil air, dan kembali ke atas dengan sepatu yang berisi air yang dibawanya dengan mulut. Lelaki tersebut akhirnya bisa memberi minum anjing, dengan menggunakan sepatu sebagai wadah airnya.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari, Kitabul Musaqah, Bab Keutamaan Memberi Minum. Yaitu hadis dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Saw pernah bersabda:
“Ketika seorang laki-laki sedang berjalan, dia merasakan sangat kehausan. Ia kemudian turun ke sumur sebuah sumur yang dilewatinya dan minum. Ketika dia keluar, ternyata ada seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya dan menjilati tanah basah karena kehausan. Laki-laki tersebut kemudian berkkata, ‘anjing ini kehausan sepertiku’. Laki-laki tersebut kemudian melepas sepatunya dan memegang dengan mulutnya untuk mengambil air di sumur, setelah itu ia naik dan memberi minum anjing tersebut.”
Allah Swt kemudian berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya. Para sahabat kemudian bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, apakah kita bisa meraih pahala dari binatang?” Rasulullah saw kemudian menjawab, “Pada setiap hati yang basah, terdapat pahala”. Hati yang basah adalah hati yang penuh dengan kasih sayang, tanpa memandang siapapun.
Seperti yang dilakukan oleh lelaki kepada anjing dalam kisah di atas. Yang membawa sepatu dengan mulutnya hanya untuk mengambilkan minum anjing. Padahal sepatu adalah pakaian kaki, dengannya banyak orang menginjak tanah. Bisa jadi ia kotor, bisa juga baunya tidak sedap. Pada umumnya, seseorang tidak mendekatkan sepatu atau sandalnya ke mulut atau hidungnya, lebih-lebih membawanya dengan mulutnya.
Lelaki tersebut mendapatkan ucapan terima kasih dan diampuni oleh Allah Swt sebab amalnya memberi minum seekor anjing, dengan perjuangan yang sangat berat. Seperti yang dijelaskan di atas, caranya mengambil air adalah cara yang banyak orang menolak melakukannya. Akan tetapi karena kasih yang kuat di dalam hati lelaki tersebut, mendorongnya melakukan hal itu.
Kisah lelaki dan anjing tersebut menunjukkan bahwa berbuat baik kepada hewan mempunyai pahala yang besar, dan bisa menjadi sebab Tuhan mengampuni dosa-dosa dalam diri manusia. Memberi minum seekor anjing yang kehausan saja mendapat ampunan dari Allah Swt, apalagi memberi makan dan minum kepada manusia yang membutuhkan.
Begitu besarnya karunia Allah dan keluasan rahmat-Nya. Dia membalas dengan balasan yang besar atas sebuah perbuatan yang kelihatan sepele. Wallahu a’lam bisshawab. [rf]