Abu Hurairah pernah ditegur Rasulullah SAW karena ia asal berbicara kepada seorang perempuan yang berzina. Ia divonis akan masuk neraka dan tak akan diampuni dosanya.
Dikisahkan, suatu malam usai shalat berjamaah bersama Nabi Muhammad SAW, Abu Hurairah hendak pergi bersama Rasul memenuhi kebutuhan. Namun, entah bagaimana ceritanya tiba-tiba di tengah jalan berdiri perempuan bercadar memakai niqab. Perempuan itu terlihat gelisah dengan suara parau memanggil sahabat Nabi agar berhenti sejenak mendengarkan keluhan dan curahan hatinya.
“Wahai Abu Hurairah! Sesungguhnya aku telah melakukan dosa besar. Apakah masih ada kesempatan bagiku untuk bertaubat?” tanya perempuan itu.
Abu Hurairah malah balik bertanya, “Apakah dosamu itu?”
Bukan malah menjawab, permepuan itu malah tampak gelisah, “Aku telah berzina dan membunuh anak dari hasil zina itu.” Pengakuannya itu membuatnya tertunduk dan terlihat penuh sesal.
Abu Hurairah mendengarkan dengan seksama perkataan perempuan bercadar tersebut. Tidak lama kemudian raut wajahnya berubah. Abu Hurairah kemudian berkata, “Celakahlah kamu, celaka kamu, demi Allah tak ada taubat bagimu. Kau telah binasakan dirimu dan telah binasakan orang lain. Demi Allah, tidak ada kesempatan bertaubat bagimu.”
Baca juga: Ini Lima Pesan Rasulullah Kepada Abu Hurairah
Mendengar jawaban Abu Hurairah, perempuan tersebut menjerit histeris dan jatuh pingsan. Setelah siuman perempuan itu pun berlalu. Melihatnya pergi, Abu Hurairah pun melangkahkan kakinya meninggalkan bayangan sang perempuan. Langkah kakinya terasa berat, pikirannya berkecamuk, dan batinnya berdebat. Ia berkata dalam hati, ” Aku berfatwa, padahal Rasullah SAW ada di tengah-tengah kami?” sebutnya sambil merenungi ucapannya tadi.
Allah mengetahui segala sesuatu, mengetahui setiap rahasia dari segala yang tersembunyi. Allah juga mengetahui tangisan dan jeritan hati yang telah mengakui dosa-dosa dilakukannya. Ketulusan hatinya bertaubat dan merindukan jiwa akan ampunan dan kasih sayangnya dari Allah.
Pagi harinya, Abu Hurairah menemui Rasullah dan menyampaikan kejadian yang telah dialaminya. Mendengar kisah Abu Hurairah itu, Nabi Muhammad pun bersabda, “Tidakkah kau ingat ayat ini: Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkam Allah( membunuhnya) kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapatkan( pembalasan), dosanya, yakni akan dilipatkan gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS, Al-Furqaan:68-70)”
Sabda Nabi Muhammad SAW itu membuat Abu Hurairah keluar dari ruangan dan terus berlari menelusuri gang-gang di Kota Madinah, sambil bertanya-tanya, “Siapakah yang bisa mengantarkanku untuk menemui seorang perempuan yang meminta fatwa kepadaku tadi malam?” Semenjak itu, sikapnya mulai berubah. Ia sering berbicara sendiri, hingga orang-orang yang berada di sekitarnya, termasuk anak-anak menyorakinya, “Abu Hurairah sudah gila!”
Abu Hurairah terus berkeliling Kota Madinah sambil mencari perempuan bercadar itu. Menjelang larut malam, ia baru menemukannya. Abu Hurairah pun segera memberitahukan kepada perempuan itu sabda Rasullah SAW. Allah akan mengampuni segala dosanya jika ia bertaubat. Mendengar perkataan Abu Hurairah, perempuan itu kembali menjerit kegirangan, haru campur bahagia seraya berkata, “Kebun yang kumiliki akan kusedekahkan kepada orang miskin karena dosaku.”
Baca juga: Kisah Setan Mengajarkan Ayat Kursi Kepada Abu Hurairah
Kisah Abu Hurairah yang ditegur Rasul ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa kita tidak layak memvonis orang masuk neraka atau tidak akan mendapatkan ampunan Allah, hanya karena kita menganggap dosanya terlalu banyak. Padahal Allah SWT Maha Pengampun. Ia Maha Penyayang hambanya yang sadar dan mau bertaubat. (AN)