Khutbah Jumat: Pemimpin yang Amanah Punya Andil Besar dalam Merawat Lingkungan

Bagaimana menjadi pemimpin yang adil? Adil terhadap manusia dan makhluk ciptaan Allah yang lain termasuk lingkungan.

Berikut khutbah Jumat seputar manfaat memiliki pemimpin yang adil dan amanah, salah satunya: lingkungan terjaga.

Khutbah Jumat I: Pemimpin yang Amanah Punya Andil Besar dalam Merawat Lingkungan

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدىْ وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْكَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لآإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى خَاتَمِ اْلاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Sidang Jumat yang dirahmati Allah.

Allah swt menaruh amanah kepada pemimpin yang memiliki kewenangan dan memegang otoritas atas masyarakat yang dipimpin olehnya. Allah memerintahkan para pemimpin untuk menunaikan amanah sebgaimana harusnya.

Allah swt berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 58 untuk menunaikan amanah dan bersikap adil dalam menjalankan amanah dan memutuskan sesuatu sebagai pemimpin.

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًا ۢ بَصِيْرًا ۝٥

Artinya, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (memerintahkan kalian) apabila menetapkan hukum di antara manusia untuk menetapkannya dengan adil. Sungguh Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kalian. Sungguh Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat,” (Surat An-Nisa’ ayat 58).

Pada Surat An-Nahl ayat 90, Allah memerintahkan untuk berbuat adil dan berbuat baik.

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Artinya, “Sungguh Allah memerintahkan (kamu) untuk berbuat adil dan berbuat baik, berbagi kepada kerabat, melarang perbuatan keji, mungkar, dan tindakan melewati batas. Dia menasihati kamu agar kamu menerima peringatan,” (Surat An-Nahl ayat 90).

Sidang Jumat yang dirahmati Allah swt.

Para pemimpin dituntut untuk menunaikan amanah dan berbuat adil kepada manusia. Selain itu para pemimpin juga mengemban amanah untuk memakmurkan bumi dan menjaga lingkungan.

Allah menciptakan manusia dari bumi dan mengamanahkan mereka untuk melestarikan bumi sebagai ruang hidup manusia dan makhluk lainnya. Dalam Surat Hud ayat 61, Allah berfirman:

هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ

Artinya, “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya),’” (Surat Hud ayat 61).

Para pemimpin dituntut untuk menyiapkan infrastruktur bagi manusia seperti bangunan rumah, jalan, fasilitas publik, tetapi juga melakukan penghijauan dan aktivitas konservasi alam secara adil dan berimbang. Para pemimpin tidak hanya dituntut untuk membangun, tetapi juga menyediakan lahan hijau dan merawat lingkungan sebagai ruang hidup manusia dan makhluk lainnya.

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya memaknai ayat ini sebagai amanah Allah kepada para pemimpin dalam konteks ini untuk memakmurkan bumi melalui aktivitas pertanian, penanaman pohon, penggalian sungai (pengairan), dan aktivitas pemakmuran bumi lainnya.

Imam Al-Baidhawi dalam tafsirnya memaknai kata “ista‘marakum fi ha” dengan atribut sustainibilitas dan kontinuitas. Allah menempatkan manusia untuk tinggal di bumi untuk sementara dan mengamanahkan mereka terutama para pemimpin untuk merawat bumi agar dapat diwariskan untuk generasi berikutnya secara berkelanjutan.

Sidang Jumat kaum muslimin yang dirahmati Allah.

Para pemimpin jelas mendapatkan amanah untuk mendirikan bangunan dan juga memperhatikan kelestarian lingkungan secara berimbang agar bumi sebagai ruang hidup dapat dihuni secara berkelanjutan sebagaimana penjelasan Imam Al-Baidhawi dalam tafsirnya.

Para pemimpin dunia harus adil dalam bersikap. Mereka tidak boleh bersikap berat sebelah. Mereka harus berada di jalan yang lurus (shirathal mustaqim) agar kebutuhan infrastruktur manusia terpenuhi dan kelestarian alam tetap berkelanjutan terjaga.

Imam Abus Sa‘ud dalam tafsirnya, Irsyadul Aqlis Salim ila Mazayal Kitabil Karim, mengartikan kata “al-mustaqīm” secara spesifik, yaitu lurus, maksudnya jalan haq; yaitu agama lurus yang toleran, tawasuth antara ifrath (ekstrem kanan dalam mengeksploitasi alam) dan tafrith (ekstrem kiri yang anti-pembangunan). (Abus Sa’ud, Irsyadul Aqlis Salim ila Mazayal Kitabil Karim, [Riyadh, Maktabatur Riyadh Al-Haditsah: tanpa tahun], juz I, halaman 30).

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ بِاْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَالْآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

اَلْحَمْدُلِلَّهِ. أَشْهَدُ أَنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ والرِّبَا وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ.

فَيَا عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَعَزَّ وَأَجَلَّ وَأَكْبَرْ

Baca teks-teks khutbah Jumat yang lain di sini.