Khutbah Jumat: Menjaga Keindahan adalah Bagian dari Syariat Umat Muslim

Khutbah Jumat: Menjaga Keindahan adalah Bagian dari Syariat Umat Muslim

Khutbah Jumat: Menjaga Keindahan adalah Bagian dari Syariat Umat Muslim
Sampah-sampah dipilah berdasarkan jenisnya lalu diantar ke bang sampah.

Beberapa kali kita melihat berita orang-orang yang menumpuk sampah di rumahnya, membuang sampah di jalanan, dan menyepelekannya. Padahal Islam mensyariatkan pemeluknya untuk menjaga keindahan dan kebersihan. Berikut khutbah Jumat dengan tema kebersihan dan keindahan.

Khutbah Jumat I: Menjaga Keindahan adalah Bagian dari Syariat untuk Muslim

الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنَا هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنَا إِيَّاهُ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ . أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kita sekalian. Yang Maha Menciptakan manusia dalam kondisi fitrah. Salawat beserta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. suri tauladan bagi kehidupan manusia yang mengajari kita tentang pentingnya menjaga kebersihan dan keindahansebagai fitrah dasar manusia. Kami berwasiat untuk diri kami pribadi khususnya dan para jamaah pada umumnya untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah

Salah satu problematika yang sangat pelik dan mengganggu kehidupan umat manusia saat ini ialah persoalan kebersihan dan keindahan. Banyak sekali akibat buruk yang ditimbulkan akibat tidak diperhatikannya kebersihan, salah satunya terkait sampah. Lingkungan, baik darat, udara maupun air jadi tercemar akibat ulah umat manusia yang tidak mau menjaga keindahan dan kebersihan. Alih-alih menjaga keduanya, manusia bahkan cenderung lebih banyak memproduksi sampah. Begitu banyaknya sampah, hingga sering kita mendengar berita, misalnya saja paus yang terdampar dan dari perutnya beruraian sampah plastik dalam jumlah yang begitu banyak. Kita juga pernah menyaksikan seekor penyu yang terhambat pertumbuhannya akibat terjerat oleh benang pukat yang melilit di sekitar lehernya.

Di indonesia sendiri, jumlah sampah yang dihasilkan pertahunnya menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 menunjukkan bahwa sampah di Indonesia mencapai angka 900 juta ton per tahun, dimana 66 juta ton diantaranya berupa sampah plastik. Jika angka ini terus bertambah, bukan tidak mungkin bumi yang kita tempati ini malah menjadi gundukan sampah yang tidak layak ditempati.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah

Fakta di atas sangat ironis sekali apalagi jika mengingat bahwa mayoritas rakyat Indonesia adalah muslim. Padahal Allah Swt. sudah mengajarkan kepada kita untuk hidup bersih karena dari kebersihan akan tercipta kesucian, dan kesucian merupakan syarat mutlak absahnya amal ibadah seseorang. Ada banyak sekali syariat yang mengandung pesan untuk menjaga kebersihan seperti membersihkan najis, istinja, berwudlu, mandi, serta yang lainnya. Persoalan kebersihan bahkan menjadi kajian khusus dalam ranah hukum Islam, yakni bab thaharah.

Demikian pentingnya persoalan kebersihan ini, hingga Allah Swt. berfirman dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 222:

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

innallāha yuḥibbut-tawwābīna wa yuḥibbul-mutaṭahhirīn

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah

Salah satu faktor penunjang kebersihan ialah terbebasnya diri dan lingkungan kita dari kotoran dan sampah. Ini berarti wajib hukumnya bagi kita untuk meminimalisir sedikit mungkin produksi sampah dari diri kita. Selain itu, penting juga bagi kita untuk mengelola sampah. Pengelolaan sampah itu bisa dalam bentuk merubahnya menjadi kompos, mendaur ulang, atau menggunakan kembali barang-barang yang kita beli dan tidak menggunakan barang-barang sekali pakai seperti gelas yang terbuat dari styrofoam.

Persoalan kebersihan dan keindahan ini kemudian menjadi penting karena sebagaimana diketahui, Islam adalah agama yang mengajarkan untuk mencintai keindahan, bahkan Allah menyebut dirinya sebagai Dzat Yang Mahaindah. Rasululullah Saw. bersabda:

إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ

Artinya: “Sesungguhnya Allah Mahaindah dan menyukai keindahan.”

Dari sini bisa kita pahami bahwa Allah mensifati dirinya sebagai dzat yang Mahaindah dan tentunya Allah menyukai segala bentuk dari keindahan-keindahan. Bagaimana mungkin keindahan akan tercipta jika kita tidak memiliki kemampuan untuk menjaga kebersihan dan menjaga keasrian lingkungan sekitar kita.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah

Seringkali kita menyepelekan persoaloan keindahan ini, padahal jika kita menengok kembali fungsi utama Islam ialah sebagai rahmat bagi semesta alam. Kewajiban untuk menjaga kebersihan dan keindahan ini tidak kita maknai sebagai sebuah kewajiban yang bernilai ibadah. Padahal banyak sekali penjelasan yang menyebutkan bahwa usaha menjaga keindahan dan kebersihan sangat berpotensi pahala yang besar.

Terdapat sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas Ra. Yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda:

“Tidak seorang pun Muslim yang menanam tumbuhan atau bercocok tanam, kemudian buahnya dimakan oleh burung atau manusia atau binatang ternak, kecuali yang dimakan itu akan bernilai sedekah untuknya.” (HR Bukhari)

Upaya menciptakan keindahan dengan jalan menanami pohon ternyata memiliki potensi pahala yang besar, dan  sama besarnya seperti pahala seseorang yang bersedekah. Secara spesifik bahkan terdapat riwayat dimana Rasulullah Saw. pernah kedapatan mendoakan seseorang yang profesinya adalah tukang bersih-bersih masjid:

عن أبي هريرة رضي الله عنه أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ -أَوْ شَابًّا- فَفَقَدَهَا رَسُولُ الله ﷺ. فَسَأَلَ عَنْهَا -أَوْ عَنْهُ- فَقَالُوا: مَاتَ قَالَ: «أَفَلا كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي»، فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا -أَوْ أَمْرَهُ- فَقَالَ: «دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهِ» فَدَلُّوهُ فَصَلَّى عَلَيه، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا، وَإِنَّ الله يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلاتِي عَلَيْهِمْ».

Dari Abu Hurairah meriwayatkan, “Seorang perempuan kulit hitam (atau mungkin seorang pemuda) biasa membersihkan masjid. Rasulullah Saw. merindukannya (atau dia) dan bertanya tentang dia. Dia diberitahu bahwa dia telah meninggal. Dia Saw. berkata, “Mengapa kamu tidak memberitahuku?” (Sepertinya) mereka (Sahabat) menganggap masalah itu tidak penting. Kemudian dia Saw. berkata, “Tunjukkan padaku kuburannya.” Ketika itu ditunjukkan kepadanya, dia Saw. berdoa di atasnya dan berkata, “Kuburan-kuburan ini menutupi orang-orang di dalamnya dengan kegelapan, dan semoga Allah menerangi kuburan mereka dengan doaku untuk mereka”. (HR. Bukhari & Muslim)

Sungguh betapa mulia orang-orang yang telah didoakan secara langsung oleh Rasulullah Saw.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Baca juga teks khutbah lingkungan dan khutbah jumat lain di sini.