Khutbah Jumat: Mengolah Sampah Pahalanya Surga

Khutbah Jumat: Mengolah Sampah Pahalanya Surga

Pahala bagi orang yang mau mengolah sampah dan menjaga lingkungan adalah surga.

Khutbah Jumat: Mengolah Sampah Pahalanya Surga
Foto: Unsplash.com

Mengolah sampah di lingkungan kita bukanlah perkara sepele. Allah dan Rasul Muhammad Saw menjanjikan surga bagi orang-orang yang mau menjaga kebersihan dan lingkungan. Berikut khutbah Jumat tentang mengolah sampah.

Khutbah Jumat pertama: Kelola Sampah Pahalanya Surga

الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنَا هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنَا إِيَّاهُ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ . أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kita sekalian. Yang Maha Menciptakan manusia dalam kondisi fitrah. Salawat beserta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. suri tauladan bagi kehidupan manusia yang mengajari kita tentang pentingnya menjaga kebersihan sebagai fitrah dasar manusia. Kami berwasiat untuk diri kami pribadi khususnya dan para jamaah pada umumnya untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah

Salah satu problematika yang sangat pelik dan mengganggu kehidupan umat manusia saat ini ialah sampah. Banyak sekali akibat buruk yang ditimbulkan akibat sampah ini. Lingkungan baik darat, udara maupun air jadi tercemar akibat banyaknya sampah yang diproduksi oleh manusia. Sering kita mendengar berita ada paus terdampar dan dari perutnya beruraian sampah plastik dalam jumlah yang begitu banyak. Kita juga pernah menyaksikan seekor penyu yang terhambat pertumbuhannya akibat terjerat oleh benang pukat yang melilit di sekitar lehernya.

Di Indonesia sendiri, jumlah sampah yang dihasilkan pertahunnya menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 menunjukkan bahwa sampah di Indonesia mencapai angka 900 juta ton per tahun, dan 66 juta ton di antaranya berupa sampah plastik. Jika angka ini terus bertambah, bukan tidak mungkin bumi yang kita tempati ini malah menjadi gundukan sampah yang tidak layak ditempati.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah

Fakta di atas sangat ironis sekali apalagi mengingat bahwa mayoritas rakyat Indonesia adalah muslim. Padahal Allah Swt. sudah mengajarkan kepada kita untuk hidup dengan bersih karena dari kebersihan akan tercipta kesucian, dan kesucian merupakan syarat mutlak absahnya amal ibadah seseorang. Ada banyak sekali syariat yang di dalamnya terkandung pesan untuk menjaga kebersihan seperti membersihkan najis, istinja, berwudlu, mandi, serta yang lainnya. Persoalan kebersihan bahkan menjadi kajian khusus dalam ranah hukum Islam, yakni bab thaharah, bab tentang bersuci.

Demikian pentingnya persoalan kebersihan ini, hingga Allah Swt. berfirman dalam Al-Quran surat al-Baqarah ayat 222:

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

innallāha yuḥibbut-tawwābīna wa yuḥibbul-mutaṭahhirīn

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah

Salah satu faktor penunjang kebersihan ialah terbebasnya diri dan lingkungan kita dari kotoran dan sampah. Ini berarti wajib hukumnya bagi kita untuk meminimalisir produksi sampah dari aktivitas kita. Selain itu, penting juga bagi kita untuk mengelola sampah. Pengelolaan sampah itu bisa dalam bentuk mengubahnya menjadi kompos, mendaur ulang, atau menggunakan kembali barang-barang yang telah kita beli dan tidak menggunakan barang-barang sekali pakai, seperti kantong plastik, gelas plastik sekali pakai, atau benda sekali pakai yang lain.

Hal yang berkaitan dengan sampah dan tak kalah pentingnya juga ialah memilah sampah. Sebagaimana dijelaskan oleh pakar lingkungan hidup, sampah terbagi menjadi 3, yakni sampah organik, sampah non-organik dan sampah beracun. Sampah organik terdiri dari sisa makanan, kulit buah, dan sayuran. Sampah jenis ini harus dipisahkan dari yang lainnya karena bisa kita jadikan sebagai pupuk kompos yang bermanfaat bagi kesuburan tanaman. Mencampur sampah organik dengan sampah lainnya bisa berakibat fatal yang pembusukannya akan menimbulkan gas metan yang beracun dan mudah menyebabkan kebakaran.

Jenis sampah berikutnya ialah sampah non-organik yang terdiri dari plastik, kaleng, gelas dan barang lainnya. Sebisa mungkin sampah jenis ini mesti digunakan kembali atau dikumpulkan untuk didaur ulang. Terakhir, sampah beracun terdiri dari sampah elektronik seperti baterai bekas dan juga obat-obatan yang kadaluarsa. Sampah semacam ini mesti dimusnahkan dengan tata cara yang tepat. Bagi kita yang awam, tugas kita adalah mengumpulkan sampah semacam ini ke bank sampah khusus limbah beracun.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah

Seringkali kita menyepelekan persoalan sampah ini seolah-olah ia tidak akan menjadi persoalan, atau kalaupun menjadi persoalan, akan selesai dengan sendirinya. Hal ini sama seperti pandangan orang-orang yang beranggapan bahwa bumi akan bisa mengobati dirinya sendiri dari kerusakan. Kenyataannya, persoalan ini tidak akan rampung dengan sendirinya dan bumi perlu campur tangan kita untuk menyembuhkannya. Jika kita tidak sesegera mungkin mengubah kebiasaan kita terkait sampah ini, bukan tidak mungkin kondisi bumi akan menjadi semakin buruk.

Allah Swt. dengan tegas melarang kita merusak bumi. Allah telah menganugerahkan bagi kita, bangsa manusia, bumi yang nyaman dan layak ditempati. Maka tak pantas bagi kita untuk merusaknya:

وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Wa lā tufsidụ fil-arḍi ba’da iṣlāḥihā wad’ụhu khaufaw wa ṭama’ā, inna raḥmatallāhi qarībum minal-muḥsinīn

Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.

Ayat ke-50 Al-Quran surat al-A’raf tersebut secara tegas melarang kita untuk menyakiti bumi kita. Memperbanyak sampah, tidak mengelola sampah dengan baik adalah bentuk-bentuk perusakan yang nyata.

Pada ayat yang lain, tepatnya dalam surat al-Baqarah ayat 205, Allah juga mencela orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi dengan berbagai macam cara:

وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِى ٱلْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ ٱلْحَرْثَ وَٱلنَّسْلَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلْفَسَادَ

Wa iżā tawallā sa’ā fil-arḍi liyufsida fīhā wa yuhlikal-ḥarṡa wan-nasl, wallāhu lā yuḥibbul-fasād

Artinya: “Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”.

Maka menjadi jelaslah di sini bahwa jika kita menyepelekan persoalan sampah ini dengan cara memproduksi sampah secara sembarangan, buang sampah serampangan dan tidak mengelolanya dengan baik, maka kita akan masuk ke dalam golongan orang-orang yang melawan perintah Allah untuk menjaga kemaslahatan bumi.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah

Sejatinya, jauh-jauh hari Rasulullah Saw. telah memberikan pengajaran kepada kita untuk memilah sampah dengan baik sekaligus mengelolanya. Beliau bersabda:

 “إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلاَ يَمْسَحْ يَدَهُ حَتَّى يَلْعَقَهَا أَوْ يُلْعِقَهَا.”

Artinya: “Jika salah seorang di antara kalian makan maka janganlah ia mencuci tangannya sebelum menjilatinya atau menjilatkan kepada yang lainnya.” (Muttafaqun ‘alaih)

Jika kita memahami secara mendalam hadis ini dengan baik, akan kita temukan bahwa hadis ini mengajarkan pada kita untuk memilah dan mengelola sampah dengan baik. Rasulullah melarang umat islam tidak menghabiskan makanannya karena sisa makanan itu akan bisa menjadi sampah yang kemudian membebani lingkungan.

Perintah menjilati tangan sesudah makan juga mengandung makna agar kita secara tepat dan sistematis tidak mengotori lingkungan kita dengan sisa makanan yang menempel di tangan kita. Bayangkan jika jemari kita sesudah makan tidak kita jilati, maka ketika dicuci dengan air bersih akan menyebabkan air tersebut tercemari.

Kita juga sering merasa enggan melakukan pengelolaan sampah dengan baik karena merasa itu bukan ibadah sehingga tidak akan berpahala. Padahal, dari dalil-dalil yang telah kami sebutkan, bisa kita pahami bahwa jelas Allah memerintahkan kepada kita untuk menjaga lingkungan. Berarti segala upaya kita untuk itu akan menghasilkan pahala.

Secara spesifik bahkan terdapat riwayat ketika Rasulullah Saw. pernah kedapatan mendoakan seseorang yang profesinya adalah tukang bersih-bersih masjid:

عن أبي هريرة رضي الله عنه أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ تُقِمُ الْمَسْجِدَ، أَوْ شَابًا، فَفَقَدَهَا، رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَأَلَ عَنْهَا أَوْ عَنْهُ، فَقَالُوا‏:‏ مَاتَ‏.‏ قَالَ‏:‏ ‏” أَفَلَا كُنْتُمْ آذَنْتُمْونِي‏”‏ فَكَأَنَّهُمْ صَغَرُوا أَمْرَهَا، أَوْ أَمْرَهُ، فَقَالَ‏:‏ ‏”‏ دَلُوْنِي عَلَى قَبْرِهِ‏”‏ فَدَلُوْهُ فَصَلَّى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ‏:‏ ‏”‏ إِنَّ هَذِهِ الْقُبُوْرَ مَمْلُوءَةُ ظُلْمَةٍ عَلَى أَهْلِهَا، وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلاَتِي عَلَيْهِمْ

Dari Abu Hurairah meriwayatkan, “Seorang perempuan kulit hitam (atau mungkin seorang pemuda) biasa membersihkan masjid. Rasulullah (ﷺ) merindukannya (atau dia) dan bertanya tentang dia. Dia diberitahu bahwa dia telah meninggal. Dia (ﷺ) berkata, “Mengapa kamu tidak memberitahuku?” (Sepertinya) mereka (Sahabat) menganggap masalah itu tidak penting. Kemudian dia (ﷺ) berkata, “Tunjukkan padaku kuburannya.” Ketika itu ditunjukkan kepadanya, dia berdoa (Janazah-pemakaman) di atasnya dan berkata, “Kuburan-kuburan ini menutupi orang-orang di dalamnya dengan kegelapan, dan semoga Allah menerangi kuburan mereka dengan doa saya untuk mereka”. (HR. Bukhari & Muslim)

Sungguh betapa mulia orang-orang yang telah didoakan secara langsung oleh Rasulullah Saw. Demikianlah janji nabi kepada orang-orang yang menjaga kebersihan dan lingkungannya. Jika kita ingin mendapat doa nabi dan penerang di alam kubur, mari pilah sampah dan jaga lingkungan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

 

Khutbah II

 اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

(AN)

(Download pdf)

Baca juga teks khutbah Jumat yang lain di sini.

Download teks khutbah Jumat yang lain di sini.