Khutbah Jumat; Bencana Alam Terjadi Karena Kerusakan Lingkungan, Bukan Karena Adzab

Khutbah Jumat; Bencana Alam Terjadi Karena Kerusakan Lingkungan, Bukan Karena Adzab

Teks khutbah Jumat pdf: Bencana Alam Terjadi Karena Kerusakan Lingkungan, Bukan Karena Adzab

Khutbah Jumat; Bencana Alam Terjadi Karena Kerusakan Lingkungan, Bukan Karena Adzab

Indonesia termasuk negara yang rawan bencana. Ada banyak bencana alam yang terjadi di negara ini. Sebagian masyarakat menganggap bencana alam itu terjadi karena dosa manusia, sehingga Allah menurunkan adzab untuk memberi pelajaran kepada manusia. Meyakini seperti ini memang tidak ada salahnya, tetapi keyakinan seperti itu tidak menumbuhkan kesadaran serius untuk menjaga dan merawat alam. Simak khutbah Jumat berikut!

Khutbah Jumat Pertama: Bencana Alam Terjadi Karena Kerusakan Lingkungan, Bukan Karena Adzab

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Hadirin sidang jamaah Jumat yang mulia.

Ungkapan rasa syukur pada Allah Tuhan semesta alam. Yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan pada kita semua untuk hadir di masjid ini untuk melaksanakan ibadah Jumat.

Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari alam kejahilan menuju alam yang mengenal peradaban, dengan cahaya iman dan takwa. Mari kita baca shalawat:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad wa ala Ali Sayyidina Muhammad.

Sebagai khatib, kami mengajak untuk senantiasa meningkat iman dan takwa pada Allah. Iman dan takwalah yang akan menyelamatkan manusia, dari dunia hingga akhirat.

Hadirin sidang jumat yang mulia

Indonesia memang terkenal dengan negara rawan bencana. Mulai dari banjir bandang, tsunami, gempa bumi, kebakaran hutan, dan juga tanah longsor. Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Hal itu membuat negara kita rawan dilanda gempa bumi.

Lebih jauh lagi, di sebelah Selatan dan Timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi. Pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Keadaan ini membuat Indonesia berpotensi, bahkan rawan terkena bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, dan  tsunami.

Data yang terpampang kemudian, tak berlebihan jika ada yang membuat kesimpulan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat gempa bumi yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat gempa yang terjadi di Amerika Serikat. Pada sisi lain, daerah geografis Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan, membuat Indonesia mengalami perubahan cuaca—suhu dan arah angin—, yang cukup ekstrem, bahkan rawan terjadi banjir bandang.

Pada sisi lain, kendati Indonesia secara geografis terbilang negara darurat bencana, akan tetapi masih ada sebagian kalangan yang merusak alam; hutan, laut, dan lingkungan hidup. Mereka tak segan-segan melakukan pembakaran hutan, pencemaran laut, dan merusak lingkungan hidup.

Misalnya saja, ilegal logging yang marak di daerah Sumatera dan Kalimantan membuat hutan gundul. Belum lagi,  masalah pembakaran hutan di Sumatera Selatan, Riau, dan pulau Kalimantan yang membuat bumi seolah gelap gulita dan menimbulkan penyakit Ispa pada pernapasan.

Kerusakan alam yang menimbulkan perubahan iklim juga menjadi momok bencana yang menakutkan umat manusia. Global warming, menjadi isu yang banyak mendapatkan sorotan pemimpin dunia belakangan. Itu tak terlepas dari tingkah pongah manusia yang mengeskploitasi alam.  Perubahan iklim ini mengancam pelbagai negara tenggelam. Salah satunya adalah Fiji. Sejak 1993, Fiji mencatat kenaikan permukaan laut sebesar enam milimeter per tahun, lebih besar dari rata-rata global. Kenaikan permukaan laut, membuat banyak pulau di Fiji tenggelam, dan tak mustahil negara itu juga akan tenggelam.

Sekelumit fenomena ini, masih saja orang yang tega menyebutkan Indonesia ditimpa bencana akibat dosa manusia. Atau ada yang berseloroh “Indonesia ditimpa tsunami dan gempa itulah adalah adzab, sebab masyarakat pendosa”. Atau ada yang tega hati menyumpah “Indonesia diadzab karena tidak menerapkan syariat Islam”.

Lantas benarkah klaim bahwa bencana alam di Indonesia merupakan adzab dari Allah? Atau Indonesia dilanda musibah bencana alam sebab dosa masyarakat Indonesia?

Hadirin sidang Jumat yang berbahagia

Untuk menjawab persoalan tersebut, seyogianya kita kembali kepada  Al-Qur’an, kitab suci umat Islam, salah satu pegangan hidup umat Islam. Dalam Surat al-Rum pada ayat 41, Allah menegaskan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi di darat dan laut akibat perbuatan manusia. Artinya, musibah yang terjadi bukanlah semuanya dikaitkan dengan adzab, akan tetapi kerusakan itu disebabkan ulah manusia.

Simak firman Allah berikut:

ظَهَرَ الۡفَسَادُ فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِى النَّاسِ لِيُذِيۡقَهُمۡ بَعۡضَ الَّذِىۡ عَمِلُوۡا لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُوۡنَ

Artinya:

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena tangan manusia, sehingga Allahmencicipkan kepada mereka mereka  sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS: Al-Rum ayat 41)

Ulama Tafsir kontemporer Profesor Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an (2017),  menyatakan dosa dan pelanggaran yang dibuat manusia mengakibatkan sistem balancing kehidupan jadi tak terkontrol. Semakin marak kerusakan ekosistem laut dan darat, akan semakin besar pula dampak negatifnya bagi keberlangsungan hidup manusia. Bukankah Allah menciptakan semua makhluk saling terkait. Dalam keterkaitan itu lahir keserasian dan keseimbangan.

Sementara itu, terkait tafsir Surat al-Rum ayat 41, Quraish Shihab menyatakan pelbagai bencana alam yang terjadi di muka bumi, tak bisa lepas dari kelakuan manusia yang merusak lingkungan. Ia berkata  “Telah tampak kerusakan di darat ,seperti; kekeringan dan paceklik. Begitu juga di laut—terjadi kerusakan ekologi—seperti kekurangan hasil laut dan tenggelam, ikan dan terumbu karang yang rusak. Kerusakan ini diakibatkan oleh tangan manusia yang durhaka.”

Kerusakan lingkungan ini membuat Allah menurunkan bencana sebagai akibat perbuatan dosa dan pelanggaran umat manusia lakukan. Hal itu agar manusia kembali ke jalan Allah. Alam semesta dibangun dengan harmonitas dan kausalitas, jika terjadi kerusakan dan pencemaran lingkungan, maka akan terjadi disharmonisasi alam semesta.

Ibnu Asyur dalam kitab tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir menjelaskan alam semesta disusun berdasarkan hukum alam, yang disebut dengan kausalitas (sebab-akibat). Hukum alam ini erat kaitannya antara satu dengan yang lain. Jika salah satu tak berfungsi, maka yang lain akan terkena imbasnya. Misalnya, hutan yang lebat, akar berfungsi menahan air agar tak terjadi banjir, bila dirusak dengan menggunduli hutan, yang terjadi adalah banjir bandang.

Ketika kestabilan alam terganggu, maka alam akan murka dan melahirkan krisis besar dalam kehidupan manusia. Akibatnya terjadi bencana alam, seperti banjir, air bah, gempa bumi, dan longsor.  Sialnya, kerusakan alam dan bencana alam bukan saja menimpa para pelaku, tetapi semua orang bisa terkena dampak dari kerusakan alam tersebut.

Hadirin sidang  Jumat yang mulia

Bukti lain, bencana di Indonesia bukan karena adzab Allah ialah umat Muhammad merupakan umat terkasih. Dalam surat al-Anfal ayat 33, Allah menjelaskan bahwa Allah tak akan menurunkan adzab, sebab di tengah umat masih ada yang beristigfar dan meminta ampun pada Allah. Artinya, di tengah ratusan juta masyarakat Indonesia dan milian di dunia, masih banyak yang taat dan meminta ampunan Allah di pagi dan malam hari.

وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Artinya;

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS: Al-Anfal ayat 33)

Pendek kata, bencana alam yang menimpa Indonesia, bahkan global disebabkan dua hal, yakni bencana alam terjadi akibat kejadian alam (natural disaster). Kedua, bencana alam ulah tingkah dan laku manusia (man-made disaster). Yang tega hati mengekploitasi sumber daya alam dengan congak dan rakus. Pun disebabkan kerusakan lingkungan ulah manusia. Tidak merupakan adzab dari Allah.

بارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ الله العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Teks Khutbah Jumat Kedua:

  ٱلْحَمْدُ لِلَّٰهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ َأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ رَبَّنَا اغْفِر وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ

(Download pdf)

Baca juga teks khutbah Jumat yang lain di sini.

Download teks khutbah Jumat yang lain di sini.