Dikisahkan Khalifah Al Mansur, khalifah kedua bani Abbasyiyah melakukan penyelidikan terhadap seseorang yang diduga menyimpan harta titipan milik Bani Umayyah. Orang tersebut ditangkap dan dihadapkan kepada Khalifah al Mansur.
“ Dari laporan engkau diduga telah menyimpan harta titipan Bani Umayyah dalam jumlah yang besar. Kalau benar maka sebaiknya harta itu diserahkan kepada kami,” tanya Khalifah al Mansur dengan penuh selidik.
“ Wahai Amirul Mukminin, apakah engkau adalah pewaris sah dari Bani Umayyah,” kata orang tersebut balik bertanya.
“ Oh tentu bukan,” jawab Khalifah.
Kemudian orang itu bertanya lagi, “Apakah mereka (Bani Umayyah) juga memberikan wasiat kepada baginda perihal harta warisannya.”
Khalifah menjawab dengan menggelangkan kepala.
“ Lantas bagaimana Baginda memintaku untuk menyerahkan harta yang ditanganku itu,” katanya.
Mendengar jawaban yang menohok tersebut, Khalifah terdiam sejenak. Ia tampak berfikir sejenak. Suasanapun menjadi sunyi. Sesaat kemudian Khalifah berkata lagi,” Para pemimpin Bani Umayyah itu sering berlaku dzalim kepada rakyatnya waktu berkuasa. Selaku khalifah saat ini, saya berhak untuk mengurus hak mereka yang didzalimi. Jadi kami ingin mengambil harta mereka kembali yang akan disimpan di kas negara.”
“ Begini Baginda, bisakah Baginda mengajukan bukti yang adil bahwa harta milik Bani Umayyah yang ada padaku itu adalah harta hasil dari perbuatan dzalim yang pernah dilakukan. Boleh jadi harta ini adalah harta yang murni milik mereka sendiri (penguasa Bani Umayyah),” ujarnya dengan berargumentasi.
Khalifah kemudian berkata lagi,” Memang kamu benar. Engkau berhak atas harta itu.”
Orang tersebut kemudian mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Khalifah al Mansur. Namun kemudiania penasaran siapakah yang melaporkan dirinya mempunyai harta warisan Bani Umayyah. Kemudian ia meminta Khalifah menunjukkan siapakah orang yang melaporkan dirinya. Permintaan tersebut dikabulkan. Dan ternyata si pelapor adalah bekas budaknya yang telah lama menghilang.
“ Dia adalah budakku wahai Khalifah. Ia pernah mencuri uangku sebesar 30 dinar dan kemudian kabur. Mungkin karena ia ketakutan aku mencarinya, makanya melaporkan berita yang tidak benar tentang diriku,” ungkapnya.
Mendengar penjelasan tersebut Khalifah al Mansur kemudian menginteogasi budak tersebut. Dan ternyata memang benar apa yang menjadi dugaannya. Si budak mengakui semua perbuatannya itu. “ Saya minta kamu memaafkannya,” ujar Khalifah al Mansur.
“ Saya sudah memaafkannya. Bahkan saya sudah memerdekakan dirinya. Saya ikhlaskan uang 3 ribu dinar. Bahkan saya ingin memerikan uang kepadanya sebanya 3 ribu dinar lagi,” jawab orang tersebut. Dan ternyata benar, ketika pamit orang tersebut memberikan si buda 3 ribu dinar. Hal inilah yang membuat kagu Khalifah al Mansur.