Selain Jannah al-Ma’la di Mekkah, pemakaman yang mendapat perhatian dari seluruh umat Islam sejagat adalah pemakaman Baqi’ al-Gharqad di Madinah. Selain berziarah, ada harapan besar dari para jama’ah haji untuk bisa meninggal di Madinah dan dimakamkan di Baqi’.
Ali Hafizh dalam kitabnya Fushul min Tarikh al-Madinah al-Munawwarah menjelaskan bahwa Baqi’ al-Gharqad artinya adalah tempat di mana terdapat pohon besar berduri yang telah ditebang. Tempat tersebut kemudian dijadikan makam terbesar dan terluas di Arab Saudi. Karena itulah dinamakan “Baqi’ al-Gharqad”.
Awalnya, Baqi’ tidak memiliki keistimewaan sama sekali, layaknya kuburan-kuburan lain. Ketika Rasulullah SAW. menjadikan Baqi’ sebagai kompleks pemakaman untuk orang-orang Islam atas perintah langsung dari Allah, Baqi’ kemudian menjadi super istimewa.
Abu Rafi’ bercerita bahwa Rasulullah SAW pernah meminta lahan kuburan ke sahabat-sahabatnya untuk dijadikan pemakaman bagi orang yang telah minggal. Beliau meminta agar tempat tersebut berada di pinggiran kota Madinah.
Rasulullah SAW bersabda, “Aku diperintahkan Allah untuk memilih tempat ini (Baqi’).” Allah memerintahkan Rasul-Nya agar menjadikan Baqi’ sebagai kompleks pemakaman untuk orang-orang Islam, bahkan Rasulullah pun berjanji untuk menziarahinya.
Penulis kitab Fushul min Tarikh al-Madinah al-Munawwara juga menjelaskan bahwa di pemakaman inilah istri-istri Nabi Muhamamd (selain Khadijah), putra-putri beliau (selain Qasim dan Abdullah), para sahabat dan tabi’in dimakamkan. Tercatat ada sekitar 10.000 sahabat dimakamkan di Baqi’. Sementara yang lain tersebar di berbagai negara.
Sahabat Anshar pertama yang dimakamkan di Baqi’ adalah As’ad bin Zurarah al-Anshari, sementara dari kelompok Muhajirin adalah Usman bin Mazh’un, sedangkan dari kelompok ulama di antaranya Imam Malik bin Anas, pendiri mazhab Maliki.
Banyak hadis yang menjelaskan tentang keutamaan Baqi’ di Madinah. Di antaranya hadis riwayat Abdullah bin Umar yang berbunyi:
مَنْ اسْتَطَاعَ أَنْ يَمُوتَ بِالْمَدِينَةِ فَلْيَمُتْ بِهَا ؛ فَإِنِّي أَشْفَعُ لِمَنْ يَمُوتُ بِهَا. رواه الترمذي
“Siapa yang bisa meninggal di Madinah, silahkan meninggal di Madinah, karena aku akan memberi syafa’at bagi siapa saja yang meninggal di Madinah.” (H.R Tirmidzi)
Kemudian hadis dari Ibnu Umar yang bunyinya:
أَنَا أَوَّلُ مَنْ تُنْشَقُ عَنْهُ الأرْضُ ثُمَّ أَبُوْ بَكْرٍ ثُمَّ عُمَرُ فَنُحْشَرُ فَنَذْهَبُ إِلَى الْبَقِيْعِ فَيُحْشَرُوْنَ مَعِى، ثُمَّ أَنْتَظِرُ أَهْلَ مَكَّةَ فَيُحْشَرُوْنَ مَعِى وَنُبْعَثُ بَيْنَ الْحَرَمَيْنِ. رواه أحمد والترمذي
“Aku adalah orang pertama yang akan dikeluarkan dari bumi, kemudian Abu Bakar dan Umar. Kemudian kami dibangkitkan dan kami pergi menuju Baqi’, lalu mereka semua dibangkitkan bersamaku. Setelah itu aku menunggu penduduk Mekkah, dan mereka semua dibangkitkan bersamaku. Mereka semua berkumpul memenuhi antara dua tanah haram (Mekkah dan Madinah). (H.R Ahmad dan Tirmidzi)
Ada lagi hadis dari Ummu Qais binti Mihshan sebagai berikut:
يَا أُمَّ قَيْسٍ، يُبعَث مِنْ هذِهِ الْمَقْبَرَةِ سَبْعُوْنَ ألفًا يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ. فَقَام رَجُلٌ فَقَالَ: أَنَا مِنْهُمْ؟ قَالَ: نَعَمْ
“Wahai Ummu Qais, akan dibangkitkan dari pemakaman ini (Baqi’) 70.000 orang yang akan masuk surge tanpa dihisab. Tiba-tiba ada seorang laki-laki berdiri dan berkat, “Apakah aku termasuk kelompok mereka?.” Rasulullah SAW. menjawab, “Iya”.”
Sangat dianjurkan bagi jama’ah haji yang sedang berada di Madinah untuk ziarah ke Baqi’, mendo’akan dan memberi salam kepada mereka, sebagaimana yang biasa dilakukan Rasulullah SAW semasa hidupnya. Kalimat salam yang dibaca Rasulullah ketika berziarah ke Baqi’ adalah:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْنَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ، وَغَدًا مُؤجَّلونَ، اللهُمَّ اغْفِرْ لِأَهْلِ بَقِيْعِ الْغَرْقَدِ
“Salam sejahtera untuk kalian tempatnya orang-orang mukmin. Sungguh jika Allah menghendaki, kami akan menyusul kalian. Ya Allah, ampuni penghuni Baqi’ al-Gharqad.”
Wallahu a’lam.