Suatu hari, umat Nabi Isa as ditimpa musibah kekeringan. Beliau lalu mengajak para masyarakat untuk memohon kepada Allah agar berkenan menurunkan hujan, yakni dengan melaksanakan shalat istisqa’ (shalat meminta hujan).
Namun, Allah memberikan wahyu kepada Nabi Isa untuk tidak melaksanakan shalat Istisqa’. Pasalnya, di antara kaum/masyarakat Nabi Isa masih banyak yang memiliki dosa. Nabi Isa pun menginformasikan kepada masyarakatnya bahwa siapa saja yang merasa pernah melakukan kesalahan dan dosa untuk segera menyingkir dan tidak ikut shalat.
Ternyata, usai Nabi Isa memberikan wejangan itu, semua orang menyingkir. Hanya ada seorang pemuda yang tak memiliki mata sebelah kanan. Nabi Isa pun bertanya, “wahai pemuda, mengapa kamu tidak ikut menyingkir?”
“Wahai Nabi Isa, aku tak pernah melakukan dosa kepada Allah. Dahulu, secara tidak sengaja, pernah aku melihat telapak kaki seorang perempuan dengan mata kananku ini. Akupun kemudian mencungkilnya,” jawab pemuda itu.
Ia menambahkan, “bahkan seandainya aku juga melihat kaki perempuan itu dengan mata kiriku, maka aku pasti akan juga mencungkilnya.”
Mendengar kisah si pemuda, Nabi Isa menangis, sampai jenggotnya terbasahi oleh air mata. Nabi Isa as lantas memohon kepada si pemuda itu untuk berdoa agar Allah berkenan menurunkan hujan. Nabi Isa menganggap bahwa si pemuda itu lebih berhak untuk berdoa kepada Allah Swt.
Juga, Nabi Musa mengatakan, “aku memang terjaga (ma’shum) oleh wahyu dan engkau tidak. Namun engkau tidak memiliki dosa.”
Si pemuda pun mengiyakan permintaan Nabi Isa as. Ia berdoa kepada Allah Swt, “Ya Allah, meski Engkau telah mengetahui apa yang akan kami lakukan, Engkau tetap menciptakan kami. Bahkan Engkau menangggung rezeki kami. Sekarang, kami mohon, Engkau sudi untuk menurunkan hujan kepada Kami!”
Seketika, sebelum pemuda itu selesai berdoa, hujan sudah turun dengan derasnya. Akhirnya, semua orang pun bisa meminum air hujan itu.
Kisah di atas penulis dapatkan dari kitab ‘Uyun al-Hikayat karya Ibnu Jauzi. Dari kisah di atas, kita mengetaui bahwa dosa akan membuat seseorang terhalang doanya. Banyak faktor yang menyebabkan doa yang kita panjatkan tidak terkabul, salah satunya adalah karena dosa-dosa yang kita lakukan.
Allah Swt berfirman:
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu! Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh [71]: 10-12)
Dalam tafsir al-Munir karya Prof. Wahbah al-Zuhaili, dijelaskan bahwa ayat ini menunjukkan istighfar akan menyebabkan keberkahan. Segala macam kesusahan (kemiskinan, kekeringan, penyakit, dan kekhawatiran) yang kita alami disebabkan oleh maksiat-maksiat yang dilakukan.
Lewat ayat ini, menurut pandangan al-Zuhaili, Allah Swt. menyebutkan lima hal yang akan didapatkan seseorang ketika bertaubat dari kekufuran dan kemaksiatan, yaitu: (1) hujan yang lebat, (2) kesuburan dan buah-buahan, (3) kesejahteraan, ketenangan, kebahagiaan, kestabilan, (4) harta dan kebaikan yang banyak, dan (5) anak dan keturunan.
Sehingga dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dosa akan membuat manusia menjadi sengsara, tidak saja di akhirat kelak (dengan masuk neraka), namun juga di dunia, yakni dengan banyaknya kesusahan yang kita alami. Kisah dan uraian di atas juga mengisyaratkan bahwa hendaknya sebelum berdoa, kita membersihkan dosa-dosa kita terlebih dahulu, yakni dengan membaca istighfar. Wallahu a’lam.