Nabi Ibrahim dikisahkan pernah membuat Raja Namrud jengkel, penguasa penyembah berhala di zamannya. Raja Namrud marah besar sebab Nabi Ibrahim menghancurkan para berhala tatkala Raja Namrud keluar kota saat berburu. Singkat cerita, Nabi Ibrahim dihukum dengan dibakar hidup-hidup. Dan ini adalah kalimat terakhir yang Nabi Ibrahim ucapkan saat terbakar hidup-hidup.
Imam Bukhari dalam shahihnya meriwayatkan:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ( حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ ) قَالَهَا إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ حِينَ أُلْقِىَ فِى النَّارِ ، وَقَالَهَا مُحَمَّدٌ – صلى الله عليه وسلم – حِينَ قَالُوا إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
Artinya:
“Diriwatkan dari Ibn Abbas, ‘hassbunallah wani’mal wakil’ adalah kalimat yang diucapkan Ibrahim –Semoga keselamatan diberikan padanya- saat dilempar ke api. Dan kalimat yang diucapkan Nabi Muhammad saat mereka berkata: ‘Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka’, maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, ‘Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung’ (Surah al-Imron ayat 173).”
Dalam riwayat lain di kitab yang sama diriwayatkan:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ آخِرَ قَوْلِ إِبْرَاهِيمَ حِينَ أُلْقِىَ فِى النَّارِ حَسْبِىَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Diriwayatkan dari Ibn Abbas ia berkata, ‘Ucapan terakhir Nabi Ibrahim saat dilempar ke api adalah hasbiyallah wani’mal wakil.’”
Hasbunallah wani’mal wakil maknanya cukuplah Allah bagi kami dan ia sebaik-baiknya wakil. Kalimat ini menunjukkan keyakinan Nabi Ibrahim tatkala dibakar. Bahwa Allah telah menjadi segala-galanya baginya. Memang benar segala sesuatu dapat dihindari oleh hal lain. Lapar dapat dihindari dengan makan. Sakit dapat dihindari dengan berobat. Miskin dapat dihindari dengan bekerja keras. Tapi, saat hendak dibakar itu, perhatian Nabi Ibrahim ada pada inti atau hakikat dari kekuatan segala seesuatu. Yaitu Allah maha penguasa dan memiliki kehendak.
Dengan seizin Allah, api tidak mampu membakar diri Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim masih utuh setelah padamnya api. Dan ini menjadi tanda-tanda kenabian atau mukjizat bagi Nabi Ibrahim. Layaknya Nabi Musa dengan tongkatnya, dan Nabi Isa dengan kemampuannya menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal.
Keistimewaan Nabi Ibrahim berupa tidak dapat terbakar api juga dimiliki oleh salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Dalam Faidhul Qadir Imam al-Munawi menceritakan bahwa Ibn Wahb dan Ibn Lahi’ah meriwayatkan bahwa saat Abul Aswad al-‘Ansi mengaku-aku jadi Nabi dan menguasai Shan’a, ia menyeret sahabat Abu Dzuaib al-Khoulani dan melemparkannya ke kobaran api. Dan api tidak dapat melukainya. Sahabat ‘Umar berkata, “Maha suci Allah yang menciptakan dari golongan kita, serupa Ibrahim al-Kholil.”
Bacaan hasbunallah wani’mal wakil disunnahkan dibaca saat melihat kebakaran besar. Hal ini dinyatakan oleh Imam al-Munawi tatkala menerangkan anjuran membaca takbir saat melihat kebakaran besar. Bacaan-bacaan yang dianjurkan dibaca saat melihat kebakaran besar antara lain: takbir, basmallah, hauqolah dan hasbunallah wani’mal wakil.