Hari itu Amir Mukminin Ali bin Abi Thalib sedang melakukan shalat di rumahnya. Setelah berwudhu dan mempersiapkan diri untuk menghadap Tuhan dalam shalatnya, tiba-tiba datang petugas baitul mal menghadapnya.
Petugas Baitul Mal tersebut datang tergopoh-gopoh. Mukanya menyiratkan ada hal darurat. Ali tidak jadi melaksanakan shalatnya. Ia lebih memilih untuk bertemu dengan petugas Baitul Mal tersebut. Ia menyangka ada pencurian atau masalah darurat lain yang sedang terjadi di Baitul Mal.
“Wahai Amirul Mukminin, ada masalah di Baitul Mal!” Tutur sang petugas.
“Masalah apa?” Tanya sang Khalifah.
“Anu, ada banyak emas dan perak di Baitul Mal,” jawab sang petugas.
“Bukannya di Baitul Mal memang ada emas dan perak?” Sang Khalifah kembali bertanya.
“Bukan wahai Khalifah. Emas dan perak yang ini banyak sekali dan tidak ada yang tahu siapa yang memberikan.”
“Ayo, antar aku ke sana!” Pinta sang Khalifah.
Ali dan petugas Baitul Mal tersebut bergegas menuju Baitul Mal. Ali terkejut melihat gunungan emas dan perak yang ada di Baitul Mal tersebut dan tidak ada yang tahu dari mana benda-benda berharga tersebut datang.
Ali tidak ambil pusing. Ia kemudian membagi-bagikan emas dan perak yang menggunung tersebut kepada seluruh warga. Ali tidak mau mengambil sedikitpun.
Ia berkata kepada benda-benda berharga tersebut, “wahai emas dan perak, kau tidak akan mampu memperdayaiku.” Ali kemudian kembali ke rumah sederhananya dan melanjutkan shalatnya yang tertunda.
Wallahu A’lam.