Kesadaran Lingkungan dan Keagamaan Dianggap Belum Bisa Dilaksanakan Beriringan

Kesadaran Lingkungan dan Keagamaan Dianggap Belum Bisa Dilaksanakan Beriringan

Kesadaran Lingkungan dan Keagamaan Dianggap Belum Bisa Dilaksanakan Beriringan

Akademisi dan pemerhati lingkungan yang secara serius ikut menyoroti dampak terhadap ekosistem kehidupan manusia dan semesta terus meningkat belakangan ini. Salah satunya dengan menyelenggarakan berbagai kajian terkait lingkungan, khususnya berkaitan dengan tema-tema keislaman.

Meskipun demikian, seharusnya tidak berhenti hanya sekedar diskursus, tapi juga perlu berjalan beriringan dengan praktek dan juga kesadaran keagamaan.

Hal ini diungkapkan oleh Suhadi Cholil, Ph.D, dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam sebuah Seminar Internasional dengan Tema: Our Earth, Our Future: Masa Depan dan Takdir Umat Manusia di Tengah Bumi yang Sakit Perspektif Islam yang digelar di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menurut Suhadi isu ekologis itu erat kaitannya dengan praktik. Sayangnya, masih ada gap antara diskursus dan praktik. Terlebih, baginya, masih sulit menghubungkan kesadaran menjaga lingkungan dan kesadaran keagamaan.

Suhadi juga menyebut bahwa ada sebagian orang sudah menganggap bahwa alam tidak lagi sakral.

“Alam sama sekali sudah tidak sakral, musti mengulang akad antara manusia dengan lingkungan,” tutur laki-laki yang juga pengajar Pusat Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS) UGM Yogyakarta ini.

Dewi Candraningrum, aktivis perempuan yang sekaligus dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta menyebut bahwa peran perempuan sangat penting dalam memperjuangkan keseimbangan lingkungan dengan basis pengetahuan akademik. Dewi juga bercerita pengalamannya bergelut dengan isu-isu dan praksis lingkungan hidup.

Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta Gelar Seminar Lingkungan

Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, kembali menggelar Seminar Internasional dengan Tema: Our Earth, Our Future: Masa Depan dan Takdir Umat Manusia di Tengah Bumi yang Sakit Perspektif Islam. Seminar kali ini atas kerjasama dengan Universiti Sultan Azlan Shah (USAS) Malaysia dengan melibatkan Dewan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (DEMA FU). Selasa (13/6/2023).

Bertempat di Ruang Teater H.A.R. Partosentono, lantai 4 Gedung Fakultas Ushuluddin.  Seminar Internasional ini terbagi menjadi dua sesi; sesi pertama menghadirkan dua pembicara, yaitu: Suhadi Cholil Ph.D (dosen Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)  dan Dr. Phil. Dewi Candraningrum (Pengajar Kajian Gender). Dipandu oleh moderator Rosmaria Sjafariah Widjajanti.

Di sesi kedua, menghadirkan akademisi lintas negara, yaitu Dr. Nor Fadilah Abdul Rahman (Ketua Jabatan Ushuluddin, Fakulti Pengajian Islam Universiti Sultan Azlan Shah/USAS Malaysia) dan Prof. Dr. Bambang Irawan MA (Guru Besar Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta) dimoderatori Qusthan Abqary Hisan Firdaus, MA (Dosen Filsafat Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta).

Seminar Internasional dihadiri pula oleh Prof. Dr. Media Zainul Bahri MA (Wadek I, Bidang Akademik), Dr. Lilik Ummi Kaltsum MA (Wadek II, Bidang Administrasi Umum), Dr. Eva Nugraha MA (Wadek III, Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama), Selain itu, hadir juga Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H., M.H., MA., sebagai pembicara kunci.

(AN)