Pesantren Kini Punya Badan Usaha, Pelayanan Keagamaan Semakin Cepat: Kementerian Agama Unjuk Pencapaian dalam Religion Fest

Pesantren Kini Punya Badan Usaha, Pelayanan Keagamaan Semakin Cepat: Kementerian Agama Unjuk Pencapaian dalam Religion Fest

Pesantren Kini Punya Badan Usaha, Pelayanan Keagamaan Semakin Cepat: Kementerian Agama Unjuk Pencapaian dalam Religion Fest

Islami.co (Jakarta) — Sebanyak 436 pesantren kini miliki Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP). Badan usaha itu diharapkan bisa menopang operasional pesantren agar bisa lebih mandiri.

Hal ini disampaikan Yaqut Cholil Qoumas saat menyampaikan pencapaian Kementerian Agama ketika dipimpinnya. Menurut Gus Yaqut, ketika pesantren bisa mandiri, maka pesantren tidak akan tergantung pada kelompok yang hanya ingin memanfaatkannya pada momen tertentu saja.

“Terutama ketika bertemu dengan momen-momen politik,” tambahnya.

Selain kemandirian pesantren, Kemenag juga unjuk pencapaian program yang lain tersebut dalam Religion Fest yang digelar di JExpo Kemayoran (9/10).

Panitia acara yang sekaligus menjabat sebagai Direktur Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Ahmad Zainul Hamdi menyebut bahwa acara ini untuk merayakan pencapaian Kementerian Agama dalam tema Kemenag Journey.

Semua satker (satuan kerja) turut tampil memamerkan program unggulan-unggulannya. Menurut Mas Inung, sapaan akrabnya, Religion Fest ini memiliki tiga kata kunci, yaitu: Faster, Better, Stronger.

“Misalkan layanan sertifikasi halal. Itu percepatan kita 2000 persen dibanding dengan sebelumnya,” ujarnya.

Percepatan pelayanan ini juga menurutnya didukung dengan digitalisasi layanan yang dimiliki Kementerian Agama. Maka pantas jika Kemenag diganjar dengan penghargaan sebagai Kementrian dengan Layanan Inovasi terbaik.

“Baru kemarin Gusmen mendapatkan penghargaan sebagai Kementerian/Lembaga dengan Inovasi Layanam terbaik,” katanya.

Selain unjuk pencapaian, Religion Fest ini juga diadakan untuk menunjukkan keragaman di Indonesia dengan cara yang fun.

“Yang ingin ditunjukkan sebenarnya ini loh keragaman kita. Kalau kita ngomong religious diversitynya,” ujarnya.