Ramadhan merupakan bulan mulia yang memiliki keistimewaan tersendiri di mata Nabi Muhammad SAW. Keistimewaannya terletak pada potensi bulan tersebut dalam memberikan semangat kepada umat beliau untuk meningkatkan kebaikan serta meminimalisir keburukan yang biasa mereka lakukan pada bulan-bulan lainnya. Pada bulan tersebut pintu-pintu surga dibuka lebar-lebar, dan pintu-pintu neraka ditutup secara rapat, sedangkan para setan yang biasa menggoda manusia untuk melakukan keburukan dibelenggu oleh Allah SWT.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Jika datang malam pertama bulan Ramadhan, maka setan-setan dan jin-jin pembangkang dibelenggu (oleh Allah SWT), dan pintu-pintu neraka ditutup rapat, tak ada satupun pintunya yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka (lebar-lebar), tak ada satupun pintunya yang tertutup, kemudian salah satu malaikat menyeru ‘Wahai pemburu kebaikan datanglah, dan pelaku keburukan kurangilah, dan pada setiap malam di bulan tersebut Allah SWT membebaskan hamba-hamba-Nya dari siksa api neraka’” (HR. Tirmidzi).
Selain potensi yang dijelaskan dalam hadis di atas, Ramadhan juga memiliki potensi menjadi salah satu Lembaga penghapus dosa-dosa ringan jika ia diisi secara benar oleh mereka yang mendapatinya.
Rasulullah SAW bersabda, “Shalat lima waktu, Jum’at ke Jum’at setelahnya, serta Ramadhan ke Ramadhan setelahnya, menjadi penghapus dosa selama dosa-dosa besar ditinggalkan” (HR. Muslim).
Lebih lanjut, Ramadhan memiliki keistimewaan tersendiri di mata Nabi Muhammad SAW karena keberadaan puasa wajib di dalamnya. Puasa sebagai sebuah ibadah yang diperintahkan Allah SWT memiliki keistimewaan dari ibadah lainnya karena pahala bagi yang melaksanakannya merupakan hak mutlak Allah SWT. Seseorang berpuasa atau tidak, hanyalah Allah SWT yang mengetahui. Siapapun bisa saja mengaku berpuasa kepada orang banyak melalui ucapannya meskipun ia tak berpuasa, tapi kedustaan tersebut tak berlaku di hadapan Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam sebuah hadis qudsi, “Puasa adalah ibadah yang diperuntukkan untukku, dan akulah yang akan membalasnya”.
Selanjutnya, bulan Ramadhan memiliki keistimewaan tersendiri di mata Nabi Muhammad SAW karena keberadaan qiyamullail Ramadan yang memiliki nilai istimewa tersendiri dibandingkan qiyamullail di bulan-bulan lainnya. Ia bisa menjadi penghapus dosa-dosa ringan yang dilakukan seseorang di masa lalu, jika dilaksanakan dengan landasan keimanan dan keikhlasan karena Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang melaksanakan qiyamullail di bulan Ramadhan dengan landasan keimanan dan keikhlasan karena Allah SWT, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR.Bukhari, Muslim).
Dengan keistimewaan-keistimewaan yang dimilikinya, tak heran jika Nabi Muhammad SAW mengistimewakannya dengan cara mengisinya dengan kebaikan-kebaikan yang berlipat-lipat ganda dibandingkan dengan kebaikan beliau di bulan-bulan lainnya.
Jika beliau dikenal sebagai orang yang sangat rajin dalam beribadah pada bulan-bulan selain Ramadhan, maka ibadah beliau di bulan Ramadhan bisa berlipat-lipat dari kebiasaannya beribadah pada bulan lain. Jika beliau dikenal sebagai pribadi yang sangat dermawan pada bulan-bulan lain selain Ramadhan, maka pada bulan Ramadhan kebaikannya dan kedermawanannya diibaratkan melebihi hembusan angin rahmat yang dihembuskan Allah SWT ketika menurunkan hujan (al-rih al-mursalah).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, “Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling dermawan, dan puncak kedermawanannya terlihat pada saat bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya, dan Jibril AS senantiasa menemuinya di setiap malam di bulan Ramadhan dengan menyodorkan ayat-ayat Al-Qur’an kepada beliau, ketika itulah kedermawanannya dalam kebaikan melebihi al-rih al-mursalah (HR.Bukhari).
Dengan dasar riwayat Ibnu Abbas RA di atas, dapat dipahami bahwa Nabi Muhammad SAW sangat memuliakan bulan Ramadhan, melalui perilaku beliau dalam mengisinya dengan kebaikan-kebaikan yang melebihi kebaikan-kebaikan beliau di bulan-bulan lainnya. Bahkan kebaikan-kebaikan beliau di bulan Ramadhan diibaratkan melebihi al-rih al-mursalah yang menyampaikan rahmat Allah SWT ketika hujan turun.