Kairouan adalah kota tua yang berada di wilayah Afrika Utara, lebih tepatnya saat ini berada di Negara Tunisia. Kota yang terletak di Tunisia bagian Utara ini, merupakan salah satu kota suci dalam sejarah peradaban Islam.
Kota yang dibangun oleh Uqbah bin Nafi’ pada tahun 50 H/670 M, juga pernah menjadi ibu kota budaya Islam pada tahun 2009, dan mempunyai peran penting dalam penyebaran Islam di Afrika Utara bahkan Eropa.
Sebagai langkah awal untuk menyebarkan islam di wilayah Afrika Utara, dan mengembangkan kota Kairouan. Uqbah bin Nafi’ membangun sebuah masjid agung, yang diberi nama sesuai dengan namanya yaitu Masjid Uqba. Uqbah bin Nafi’ yang merupakan komandan dalam menaklukan kota Kairouan, merupakan seorang jendral yang mendapat mandat dari Khalifah Dinasti Umayyah yaitu Mu’awiyah, untuk menaklukan wilayah-wilayah di Afrika Utara.
Keberadaan Masjid Uqba yang kemudian berkembang menjadi pusat aktivitas inteletual di benua Afrika, membuat Kairouan berkembang pesat dan menjadi pusat peradaban dan perkembangan ilmu pengetahuan pada saat itu. Peran masjid ini setara dengan Universitas Paris pada waktu itu. Sebelum pusat intelektual bergeser dari Kairouan ke Universitas Az-Zaitunah.
Sebagai salah satu warisan peradaban Islam tertua di dunia, peran Kairouan dalam menyebarkan peradaban Islam di Afrika sangatlah besar. Selain Masjid Uqba yang menjadi pusat intelektual pada saat itu, di Kairouan juga dibangun pangkalan militer Islam untuk menaklukan wilayah-wilayah di Afrika Utara yang sangat luas. Oleh karena itu, kota ini menjadi pijakan awal peradaban Islam di Afrika Utara.
Kota ini dalam perjalanannya pernah berada di bawah kekuasaan berbagai dinasti, di antaranya adalah Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Aghlabiyah, dan Dinasti Fathimiyah. Kairouan juga pernah dihancurkan oleh pasukan Berber yang sebelumnya berpihak kepada kaum muslimin, namun pada akhirnya membelot ke pasukan Romawi dan menyerang kota Kairouan dan merusak Masjid Uqba.
Sebagaimana dijelaskan di atas, Kairouan di masa Dinasti Umayyah menjadi pusat pembelajaran Al-Quran dan pusat keilmuan. Namun ketika Dinasti Aghlabiyah muncul dan berkuasa di wilayah sekitar Afrika Utara, Kairouan dijadikan sebagai pusat pemerintahannya dan menjadikannya pusat keilmuan dan kota yang sangat maju.
Pada masa Dinasti Aghlabiyahlah, Kairouan didatangi para cendekiawan dari berbagai daerah seperti Baghdad, Bashrah, Kufah dan Yunani. Mereka datang ke Kairouan untuk menimba berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Dengan kemajuan yang begitu signifikan dan menjadi pusat peradaban dan keilmuan. Kairouan juga pernah hancur ketika diserang oleh pasukan Berber, sebelum pada akhirnya kota ini mengalami kemajuan lagi ketika berada dalam kekuasaan Dinasti Fathimiyyah. Dimana bangunan-bangunan bersejarah dibangun lagi untuk menunjukkan dimensi spiritual dan keilmiahan kota ini. Hal itu dilakukan supaya Kairouan yang sempat dihancurkan oleh pasukan Berber, tetap menjadi kota yang mempunyai peran penting dalam peradaban islam.
Banyak ulama dan tokoh besar yang muncul dari kota ini, salah satunya adalah Imam Suhnun bin Malik yang merupakan pengarang kitab Al-Mudawwanah yang mempunyai peran besar dalam madzhab Maliki. Selain itu juga ada Imam Zayid Al-Qayrawani, Yahya bin Salamah Al-Bashri. Dan juga tokoh yang ahli dalam bidang kedokteran yaitu Ibnul Jazzar.
Dari kota ini juga, lahir seorang perempuan dan muslimah pertama dalam sejarah peradaban islam, yang mendirikan Universitas, yaitu Universitas Al-Qarawiyin di Maroko. Dia adalah Fatimah al-Fihri, seorang perempuan yang lahir dari kota yang penuh dengan sejarah, yang kemudian mendirikan sebuah universitas yang sangat bersejarah.
Kairouan dengan berbagai peninggalannya, baik itu Masjid Uqba atau Masjid Tiga Pintu dan peninggalan arsitektur lainnya. Merupakan bukti bahwa kota ini pernah menjadi pusat kejayaan peradaban islam, dan mempunyai peran penting dalam menyebarkan Islam di wilayah Afrika. Bahkan dalam penaklukan Pulau Sicilia di Italia.
Salah satu warisan peradaban islam dan pusat keilmuan yang masih ada dan lestari di Kairouan, adalah masih banyaknya madrasah atau pondok-pondok Tahfidz Al-Qur’an di kota ini. Selain itu, kota ini juga masuk dalam Word Herritage List yang dikeluarkan oleh UNESCO pada 7 Desember tahun 1988 M.
Wallahu A’lam