Salah satu usaha yang dilakukan Rasulullah untuk umatnya saat itu adalah mencarikan jodoh untuk para jomblo, baik diantara kamu Anshor maupun Muhajirin. Ada kisah unik mengenai salah satu sahabat miskin yang dicarikan jodoh oleh Rasulullah.
Dia lah Julaibib. Ia merupakan salah satu prajurit Islam dalam perang. Julaibib disebut sebagai sahabat miskin yang memiliki buruk rupa, bahkan ia tak memiliki kejelasan tentang kabilahnya. Pada saat itu kabilah merupakan salah satu hal yang dibanggakan dalam adat Arab.
Selain buruk rupa dan tidak jelas kabilahnya, Julaibib juga bukan sahabat yang kaya harta. Bahkan ia dikisahkan tidak memiliki rumah.
Salah satu sahabat dari kalangan Bani Aslan, Abu Barzah berkata mengenai Julaibib, “Jangan pernah Julaibib masuk di antara kalian! Demi Allah jika dia begitu, maka kau akan melakukan hal mengerikan padanya.” Kegilaan Abu Barzah dengan duniawi membuat ia membenci Julaibib yang memang bukan dari golongan pemuka suku sepertinya.
Namun, Allah tidak akan tinggal diam apabila ada seorang yang merendahkan hambanya sampai sedemikian. Sifat suka membenci orang dan suka berlebihan terhadap sesuatu/ seseorang cocok untuk dialamatkan kepada Abu Barzah.
Suatu hari datanglah Rosulullah kepada Julaibib, “Julaibib, tidakkah kau ingin menikah?”
“Siapakah orang yang ingin menikahkan putrinya untukku yang seperti ini Ya Rasulullah?” Julaibib menjawab pertanyaan Rasulullah dengan tersenyum.
Rasulullah menanyakan hal yang sama berulang kali kepada Julaibib. Julaibib pun menjawab dengan jawaban yang sama disertai senyuman.
Di hari berikutnya, Rasulullah mengajak Julaibib untuk mendatangi salah satu rumah kepala suku. Sesampainya di rumah tersebut, Rasulullah berkata, “Aku ingin melamar putri kalian”
Mendengar perkataan Rasulullah tentu sang pemilik rumah yang dikenal memiliki putri nan cantik ini merasa gemetar mendengar lamaran yang diajukan oleh Rasulullah kepada putrinya.
“Tetapi bukan untukku,” Kata Rasulullah.
“Jika bukan untukmu Ya Rasulullah, lantas untuk siapa lamaran ini?”
“Untuk Julaibib”
“Julaibib?” tidak percaya sahabat ini mendengar jawaban Rasulullah.
“Ya untuk Julaibib.” Rasulullah mempertegas jawabannya.
“Baiklah ya Rasulullah, saya akan membicarakan terlebih dahulu kepada isteri saya”
Masuklah ayah dari putri yang akan dialamarkan untuk Julaibib tersebut ke dalam rumah. Ia temui isterinya dan menceritakan lamaran Rasulullah untuk putri mereka.
Mendengar perkataan suaminya bahwa Rasulullah telah melamar putri mereka, tentu senanglah hati sang isteri, tetapi ketika mengetahui bahwa lamaran tersebut bukan untuk Rasulullah, melainkan untuk Julaibib, terkejutlah sang isteri.
“Julaibib? Bagaimana bisa putri kita yang cantik itu akan dinikahkan dengan Julaibib yang berwajah buruk, lesu, dan tidak bernasab, tidak berkabilah, dan tidak berpangkat serta tidak berharta. Demi Allah tidak akan pernah putri kita menikah dengannya.”
Sang isteri dengan tegas menolak lamaran Julaibib.
Setelah perdebatan antara kedua orang tuanya, rupanya sang putri mendengarnya. Keluarlah ia dan berkata kepada kedua orang tuanya.
“Siapa yang meminta? Jika Rasulullah yang meminta, apakah pantas kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, karena Rasulullah yang meminta, maka aku akan menerimanya. Rasulullah tidak akan membawa pada kehancuran.”
Putri salah satu pemuka suku tersebut menerima lamaran Rasulullah. Menikahlah Julaibib dengan putri salah satu pemuka suku yang diketahui bernama Abu Barzah. Dia lah orang kaya yang sangat membenci Julaibib, bahkan mengancam akan melakukan hal mengerikan jika sang sahabat miskin ini berani masuk di antara lingkungan sukunya.
Ketika hendak menikmati malam pertama bersama isterinya, tabuh gendang tanda perang akan datang bergemuruh, sebagai seorang prajurit, tentu Julaibib harus merelakan malam pertamanya demi mengikuti jihad fii sabilillah.
Berangkatlah Julaibib dalam medan perang. Setelah perang selesai, Rasulullah mengabsen sahabatnya satu persatu, hingga beliau bertanya kepada para sahabat, “Tidakkah kalian kehilangan seseorang?” Rosulullah bertanya hingga diulang sebanyak 3 kali. Namun sahabat menjawab bahwa tidak ada yang kehilangan seorang pun. Sahabat mulai was-was.
“Aku kehilangan Julaibib. Carilah dia!” Perintah Rasulullah kepada para sahabat.
Para sahabat mencari Julaibib hingga ia ditemukan wafat di antara 7 atau 10 mayat musuh. Ia telah syahid setelah membunuh 7 atau 10 orang musuh dalam peperangan tersebut.
Menurut suatu riwayat, Rasulullah lah yang mengangkat jasad Julaibib hingga ke liang kubur.
“Aku adalah bagian dari Julaibib dan Julaibib adalah bagian dariku”
Perkataan Rasulullah ini membuat para sahabat iri dengan Julaibib. Demikianlah kisah Julaibib, sahabat dari kalangan bawah yang dinikahkah Rasulullah dengan perempuan dari putri orang yang kaya raya. Kisah Julaibib ini bisa kita ambil hikmah bahwa seberapa benci dan cintanya kita terhadap seorang tidak akan mampu mengalahkan takdir yang sudah digariskan oleh Allah. (AN)